TEMPO.CO, Bandung - Dewan juri Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) VII di Bandung menetapkan tiga kelompok teater terbaik. Mereka adalah kelompok Teater Awal dari Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung; Teater Yupa dari Universitas Mulawarman, Samarinda; dan teater dari Fakultas Kelompok Studi Seni Universitas Lampung.
Pengumuman sekaligus acara penutupan tersebut berlangsung di Gedung Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Ahad malam, 10 Mei 2015. Festival dua tahunan yang diikuti 15 kelompok teater hasil seleksi tiga juri kurator tersebut menyediakan sembilan kategori penghargaan. Dari para peraih penghargaan, prestasi awak kelompok teater dari Bandung, Lampung, dan Makassar lebih menonjol.
Selain penyaji terbaik untuk tiga kelompok teater tersebut, ada Anggaraini Agfar dari Universitas Lampung yang terpilih sebagai aktor utama terbaik. Aktor pendukung terbaiknya diraih Amirtang dari Bengkel Sastra Universitas Negeri Makassar.
Naskah terbaik pada festival itu berjudul Tanah (Bajuri Iling Kawin) karya Anida Masila yang juga sutradara dari Universitas Lampung. Kisahnya tentang seorang tuan tanah bernama Bajuri yang punya tiga istri. Ketika bangkrut dan miskin, hanya istri tuanya asal Lampung yang masih menerimanya sebagai suami. Cerita itu terkait dengan adat budaya orang Lampung yang pantang bercerai.
Adapun penghargaan sutradara teater terbaik diraih Wildan Galih Wibawa dari Teater Awal dari UIN Bandung. Rekannya di teater tersebut, Asep Alamsyah, meraih penghargaan sebagai penata artistik terbaik. Kelompok Teater Titik Dua dari Universitas Negeri Makassar meraih dua penghargaan, yakni kategori penata musik terbaik atas nama Arif dan penata lampu terbaik atas nama Maftu Ahnan.
Salah satu anggota dewan juri, Godi Suwarna, mengatakan umumnya kelompok teater mahasiswa tersebut menampilkan pertunjukan eksperimental. "Ingin banyak menceritakan masalah dalam beberapa fragmen, akibatnya kurang fokus," ujar Godi.
Hasilnya, kelompok teater bercorak realis dinilai dewan juri lebih kuat, di antaranya lewat akting dan bercerita dengan benar. "Mungkin (eksperimental) itu fenomena teater anak muda sekarang, beda dengan era 80-an yang cenderung beralur linear dan mendalam," ucap sastrawan Sunda dan pegiat teater tersebut.
Festival teater yang berlangsung 4-10 Mei 2015 di Gedung Kebudayaan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, itu menghadirkan Iswadi Pratama, Naomi Srikandi, Beni Johanes, Heri Udo, dan Godi Suwarna sebagai dewan juri. Setiap hari, mereka menilai tiga pertunjukan dari siang hingga malam.
ANWAR SISWADI