Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Tari Pakarena di Era Digital

image-gnews
Sejumlah penari memainkan Tarian Pakarena di Balla Lompoa, Gowa, Sabtu (14/05)  . Tarian tersebut merupakan perwujudan tiga tingkat alam kehidupan manusia, yakni alam atas (rate), alam tengah (tangnga), alam bawa (irawa), serta sembilan lubang kehidupan pada tabuh manusia. TEMPO/Tri yari Kurniawan.
Sejumlah penari memainkan Tarian Pakarena di Balla Lompoa, Gowa, Sabtu (14/05) . Tarian tersebut merupakan perwujudan tiga tingkat alam kehidupan manusia, yakni alam atas (rate), alam tengah (tangnga), alam bawa (irawa), serta sembilan lubang kehidupan pada tabuh manusia. TEMPO/Tri yari Kurniawan.
Iklan

TEMPO.CO , Makassar:Ketika itu belum ada jam digital yang membedakan waktu. Masyarakat mengandalkan matahari sebagai penanda. Waktu berjalan alami, tidak berkejar-kejaran seperti sekarang. Saat itu belum ada ketergesa-gesaan, sehingga ada waktu untuk menari dengan penghayatan. Gerakan lambat bukan direkayasa atau dilambat-lambatkan. Tari Pakarena membawa para penarinya kembali ke masa lampau.

“Berbahagialah yang bisa menari Pakarena karena memiliki kebertubuhan lambat,” ujar Martinus Miroto, koreografer dan pengajar seni pertunjukan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, dalam workshop seni tari dalam rangkaian Hari Tari Sedunia di Fort Rotterdam, Kamis pekan lalu.

Menurut Miroto, tubuh penari seperti bank. Berisi sejarah kebertubuhan dalam konteks kebudayaan di masa lalu. Karena itu, dunia tari harus dilestarikan, karena menyimpan kebertubuhan bertahun-tahun yang lalu, yang ada di tubuh penari. Dia mencontohkan tari Pakarena dan tari-tarian Jawa. Tari tradisi yang gerakannya lambat ini sesuai dengan keadaan pada zaman itu.

Alumnus Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Yogyakarta ini mengatakan era digital sekarang pergerakannya cepat. Orang selalu tergesa-gesa. Namun para penari muda bisa masuk ke dalam dimensi waktu masa lampau. Anak yang hidup pada era digital sekarang perlu diajak masuk ke dalam dimensi waktu abad ke-13, saat tari Pakarena diciptakan.

“Karena kalau tidak, kita akan kehilangan sejarah,” kata pria kelahiran Sleman, Yogyakarta, 56 tahun lalu ini. Menurut dia, Pakarena penting untuk mempertahankan nilai-nilai waktu, ruang, dan tenaga abad ke-13.

Zaman digital juga berkaitan dengan teknologi. Hal ini, kata Miroto, mempengaruhi seni tari, terutama dalam hal pemanggungan saat ini. Seperti pada karya terakhir Miroto, yang menampilkan penari di atas panggung tapi sebenarnya hanya hologram. “Zaman digital seperti sekarang, manusia bisa disimulasikan, seperti ada tapi tiada.”

Miroto juga berbagi proses penciptaan tari. Soal penciptaan tari, yang pertama adalah gagasan. Setelah ada gagasan, diperlukan konsep naskah, proses, lalu produk. “Gagasan yang kuat akan membuat tubuh melakukan sesuatu tanpa paksaan.” Menurut dia, tari ada di seluruh dunia dan memungkinkan pertemuan dan penyatuan keberagaman.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Peserta delegasi dari Pekalongan di Asian African Carnival 2018 di Bandung, Jawa Barat, 28 April 2018. Karnaval budaya Asia Afrika bertema Respect Diversity ini diikuti sekitar 4.000 perserta dari seluruh Indonesia dan perwakilan delegasi asing. TEMPO/Prima Mulia
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.


Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng (ANTARA News)
Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.


Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Eko Supriyanto foto besama penari yang menarikan tari Balabala saat GR pementasan penutupan SIPFest 2016 di Teater Salihara Jakarta, 4 November 2016. TEMPO/Nurdiansah
Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.


Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Pementasan tari dalam acara Jakarta Dance Meet Up di Gedung Kesenian Jakarta, 31 Maret 2017. TEMPO/Frannoto
Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.


Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet membentuk formasi saat membawakan pertunjukkan Balet dengan Tema Si Kabayan di Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), 31 Oktober 2015. Pertunjukan Balet yang dimaikan oleh Marlupi Dance Academy (MDA) ini, mengkawinkan antara seni tari balet klasik dan kontemporer Nusantara. TEMPO/Subekti
Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.


Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Sejumlah penari difabel dan non-difabel melakukan latihan jelang pementasan di Galeri Kesenian Jakarta, Jakarta, 8 Juli 2017. Mereka akan membawakan koreografi CandoDance karya Mirjam Gutner dan Tanja Erhart dari grup Candoco Dance Company (Inggris). TEMPO/Subekti
Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.


Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Karya origami
Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.


Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Dua seniman membawakan tarian Bisma Srikandi di Pendapa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Solo, (29/4). Pertunjukan yang digelar selama 24 jam ini untuk memperingati Hari Tani Sedunia. Tempo/Ahmad Rafiq
Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.


Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Poster Pertunjukan tari Arka Suta dari Sanggar Padnecwara. Facebook.com
Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu


Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Penari Eky Dance Company saat tampil dalam gladi resik pementasan kabaret oriental bertajuk
Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.