TEMPO.CO, Jakarta -Kabar duka meninggalnya Ferrasta Soebardi alias Pepeng pada Rabu, 7 Mei 2015 pukul sepuluh pagi membuat Indro bersalah. Personil Warkop ini mengaku sudah jauh-jauh hari berencana akan silaturahmi ke rumah Pepeng.
"Saya diingatkan istri mumpung belakangan ini syuting di kawasan dekat rumah mendiang di Cinere harus disempatkan silaturahmi dan menjenguk lagi Mas Pepeng. Tetapi karena waktunya sibuk saya belum sempat menjenguknya lagi, dan mendengar kabar meninggal," kata Indro panjang lebar pada Rabu malam, 6 Mei 2015.
Indro yang menganggap Pepeng sudah seperti abangnya sendiri jadi merasa terpukul dan menyesali diri. Pria kelahiran Jakarta Jakarta, 8 Mei 1958 ini mengenang Pepeng sebagai sosok pribadi yang tak suka dikasihani.
"Yang saya ingat, dalam keadaan sakit yang paling kritis pada lima tahun lalu akibat penyakitnya punggung Pepeng bolong, tetapi dia masih semangat mengajar dan optimis menulis penyakitnya menjadi buku buat pembelajaran orang lain," kata Indro.
Hal lain yang membuat Pepeng tak suka dikasihani dalam keadaan sakit dan kesulitan biaya justru membuatnya semakin kreatif.
"Dia selalu rajin menyapa kami melalui pesan BlackBerry dan WhatUpps bertanya kabar dan selalu penuh canda. Bahkan dia sering meledek kami udah daripada kalian pusing mikirin negara mending deh cicipin orek tempe teri kacang yang bikin orang spesial loh, Chef Pepeng," kata Indro menuturkan ucapan Pepeng.
Indro menilai cara yang dilakukan Pepeng sangat terhormat. Bahkan yang bikin saya takjub, katanya, Pepeng waktu mau jual mobil untuk biaya sakitnya tidak pakai cara mengemis.
Ketika itu Pepeng bilang ke Indro. "Dro mobil combi gue kelewat lebar neh buat tubuh gue yang makin kurus dan mengecil, coba deh siapa yang mau sama mobil gue. Elo kan badannya masih gede rasanya cocok bawa combi gue," kata Indro yang menilai cara-cara humoris dan humanis ala Pepeng tidak dimiliki orang lain.
HADRIANI P.