TEMPO.CO, Bandung - Kelompok teater Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta membuka pentas Festival Teater Mahasiswa Nasional VII. Membawakan lakon sendiri berjudul Pulang, mereka mengusung persoalan masyarakat urban dan perempuan sepanjang 80 menit. Fragmen ceritanya berupa mozaik kisah nyata.
Sepasang lelaki menjadi bos lima orang perempuan yang membawa bingkai-bingkai kayu seukuran pintu rumah. Perempuan itu berasal dari sejummlah daerah seperti Medan, Padang, dan Sukabumi. Mereka dilatih berbicara seperti presenter televisi, lengkap dengan senyum dan gerak tubuh. Mereka kemudian berhasil memikat lelaki yang menyelipkan uang ke sela pakaiannya.
Adegan kemudian beralih ke masa pemilihan umum. Kedua bos lelaki itu jadi kandidat pemimpin, yang menyuap warga dengan uang. Kelima pemain perempuan itu pun melepaskan pakaian dan berganti kostum ketat diiringi musik tekno. Setelah pemilihan, mereka menjadi pekerja industri. Hingga akhirnya kangen untuk pulang, begitu pun kedua bos lelaki.
Sutradara Rajab Husein mengatakan lakon mereka bercerita tentang kaum urban di Jakarta. Mereka melonggarkan hingga menanggalkan adat istiadat dan identitas daerah asalnya mengikuti gaya hidup masyarakat Ibukota. "Mereka merindukan seperti nasehat orang tua soal lokalitas dan adat istiadat," ujar Rajab saat diskusi dengan penonton usai pementasan, Senin, 4 Mei 2015.
Keinginan serupa juga dirasakan kedua bos lelaki. Mereka, kata Rajab, merupakan pemimpin yang tak jelas. Mereka pun dilambangkan sebagai penguasa kota yang jumlahnya segelintir, dan masih punya bos lagi di atasnya. "Sudut pandangnya orang-orang yang kesepian di kampung halamannya dan ketika di kota karena terasingkan," ujarnya.
Menurut Rajab, isi naskahnya berdasarkan kisah nyata dan pemberitaan di media massa. Adegannya dibuat menjadi beberapa fragmen yang terpotong-potong. Pesan lakonnya, "Jangan jadikan Jakarta sebagai tanah harapan."
Bandung kali ini menjadi tuan rumah festival teater mahasiswa nasional yang berlangsung dua tahunan tersebut. Bertempat di Gedung Kebudayaan kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, festival berlangsung 4-10 Mei 2015 dengan pementasan 15 kelompok teater hasil seleksi dewan juri. Mereka memperebutkan gelar dari 9 kategori lomba, seperti pementasan, aktor, dan penata lampu terbaik.
ANWAR SISWADI