TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengaku tak pernah mimpi berkarier di kepolisian, apalagi menjadi orang nomor satu di institusi ini. Sejak kecil, dia bercita-cita menjadi guru. Itu lantaran sebagian besar sanak keluarganya berprofesi sebagai pengajar. Dalam liputan "Sehari Bersama", Badrodin banyak bercerita soal keseharian dan cita-citanya.
Saat duduk di bangku sekolah menengah atas, mimpinya berubah. Dia ingin masuk Angkatan Udara di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Namun hasil psikotes di Akabari membawa garis hidup Badrodin Haiti menjadi polisi. Tak sembarang polisi, pada 17 April lalu, lulusan Akabri Kepolisian 1982 ini diangkat Presiden RI Joko Widodo sebagai Kapolri. Jenderal Badrodin menggantikan Kapolri sebelumnya, Jenderal Sutarman.
“Saya dari keluarga sederhana, bagaimana caranya bisa dapat sekolah gratis,” ucap Badrodin ihwal alasannya melanjutkan ke Akabri selepas lulus dari SMA Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Jember--kini SMAN 2 Tanggul--pada 1978 saat ditemui di rumah dinasnya, Jalan Panglima Polim 3/7A, Jakarta Selatan, Kamis pagi, 23 April 2015.
Setelah hasil psikotes menunjukkan lebih cocok menjadi polisi, pria kelahiran Jember, 24 Juli 1958 itu lantas memacu semangatnya untuk terus berprestasi di Akademi Kepolisian. “Harus tetap fokus dan konsisten. Intinya bersyukur,” tutur mantan Wakil Kepala Kepolisian RI itu.
Baca Juga:
Hasilnya tak sia-sia. Anak pasangan Siti Aminah dan Ahmad Haiti ini menjadi lulusan terbaik di Akademi Kepolisian tahun 1982 dengan meraih penghargaan Adhi Makayasa. Badrodin juga mendapat penghargaan Adhi Wira di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tahun 1989 serta penghargaan Wibawa Seroja Nugraha sebagai lulusan terbaik di Lembaga Pertahanan Nasional KRA 36 pada 2003.
Selain pintar, Badrodin dikenal pendiam dan sabar. Dua sifat itu yang membuat Tejaningsih Haiti, istrinya, jatuh cinta. Tejaningsih pertama kali bertemu dengan Badrodin saat mengikuti ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera SMA Muhammadiyah Depok. Badrodin merupakan pelatih Paskibra di sekolah itu. “Kelihatannya galak, cuek, dan pendiam, tapi ternyata baik dan sangat sabar,” kata Teja, tersipu.
DEWI SUCI RAHAYU