Panggilan kecilnya Mba Ntik. Artinya mba yang cantik. Mba Ntik ketika itu sedang merenung. Satu per satu ia perhatikan dengan seksama busana-busana yang ia miliki, tapi tidak ada yang istimewa. Di hari Kartini, ia tidak mau berbusana biasa-biasa saja. Kemudian sang Ibu, B.M Yuniarti, menyewakannya kebaya hijau, khusus untuk hari Kartini. "Saya senang sekali," kata Maria, yang ketika itu masih duduk di taman kanak-kanak.
Saat wawancara berlangsung, Yuniarti, tak ikut menemani Maria. Namun, posisi perempuan 50 tahun itu ternyata tak jauh-jauh amat. Ia duduk di seberang restoran. Yuniarti kemudian mempertegas keberadaannya dengan melambaikan tangan. "Iya, Mama ikut. Saya dekat sekali dengannya ketimbang dengan papa (J.D Koesnarno). Seperti kakak adik," ujar Maria.
*****
Ada yang berubah dalam hidup Anda setelah terpilih menjadi Miss Indonesia?
Tidak ada yang berubah. Paling panggilan Mba Ntik berubah jadi Mahar, itu kependekan dari Maria Harfanti. Panggilan itu diberikan fan kepada saya, he-he-he. Saya pun tetap bermain piano dan organ. Di rumah banyak sekali alat musik. Papa yang mengajari saya semua tentang musik. Kalau sudah kumpul keluarga, pasti konser bareng.
Kenapa tidak serius di bidang musik...
Papa bilang musik jangan dijadikan sebagai mata pencaharian. Tapi, selain musik, kebetulan saya juga tertarik kuliah di bidang ekonomi. Sebab itu, sekarang mengambil magister manajemen. Jadi, musik hanya jadi hobi dan pelayanan di gereja (paduan suara) tetap jalan.
Siapa perempuan yang menginspirasi Anda?
Mama banyak mengilhami saya. Dia mengajari saya untuk mandiri, untuk tujuan yang lebih tinggi dan bisa bertahan. Mama mendukung saya menanggalkan flat shoes (sepatu datar tanpa hak), kaos, dan ketomboyan lain agar bisa maksimal di Miss Indonesia.
Selain mama, saya mengidolakan Yohana Susana Yembise (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia). Ia membuat perubahan besar layaknya Kartini modern dengan menjadi menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua. Bahkan, ia juga profesor (di Universitas Cenderawasih)