TEMPO.CO, Jakarta - The Fox Exploits the Tiger's Might, film berdurasi 25 menit yang disutradarai Lucky Kuswandi, terpilih sebagai salah satu film pendek yang berlaga dalam Semaine de la Critique atau Pekan Kritik dalam Festival Film Cannes 2015.
"Masuk sebagai satu dari sepuluh film pendek yang terpilih dari 1.750 film pendek yang mendaftar," ujar Lucky seusai pemutaran film di Institut Prancis di Indonesia (IFI), Kamis, 23 April 2015.
Pekan Kritik dalam Festival Film Cannes didirikan pada 1962 dan beranggotakan jurnalis serta kritikus film. Kegiatan ini bertujuan untuk mencari sutradara baru yang memiliki karya inovatif. Tahun ini duduk Ronit Elkabetz sebagai ketua dewan juri. Ia adalah sineas Israel yang filmnya, Gett, the Trial of Viviane Amsalem, menjadi nomine Golden Globe 2015 untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik.
Selain sepuluh film pendek, Pekan Kritik juga akan menilai tujuh film panjang yang lolos dari 1.100 film yang didaftarkan. Pekan Kritik ini akan berlangsung pada pertengahan Mei 2015 mendatang sebagai bagian dari Festival Film Cannes di Prancis.
The Fox Exploits the Tiger's Might bercerita tentang dua anak lelaki yang memasuki usia remaja dan tengah bergulat dengan seksualitas mereka. Hubungan keduanya dibalut relasi kuasa. David adalah anak jenderal yang sombong, sementara Aseng berasal dari keluarga etnis Tionghoa pedagang tembakau yang menjual minuman keras selundupan.
Didier Veuillecourt, Atase Kebudayaan Kedutaan Prancis untuk Indonesia, menyebutkan pihaknya sangat mendukung film ini di Pekan Kritik Cannes. Pemutaran The Fox Exploits the Tiger's Might untuk publik yang digelar di IFI adalah salah satu bentuk dukungan yang diberikan Kedutaan terhadap para sineas.
"Saya harap ini adalah awal dari karier internasional Lucky karena beberapa sineas penting seperti Wong Kar Kai adalah jebolan kompetisi ini," ujarnya.
Selain kompetisi dan pemutaran film untuk publik di Festival Cannes, Lucky akan mengikuti program lanjutan di Paris pada Desember tahun ini di untuk pengembangan proyek filmnya yang akan datang. "Saya akan bertemu dan mengikuti workshop dari sineas, distributor, dan lain-lain," katanya.
Salah satu produser film ini, Meiske Taurusia, menyatakan masih mengusahakan dana keberangkatan para sineas ke Prancis. Ia mengaku pesimistis akan mendapaf kucuran dana dari Badan Ekonomi Kreatif yang menangani tentang film karena anggaran organisasi ini pun masih dibahas oleh penyelenggara negara. "Jadi kita masih upayakan cari-cari sponsor karena kita ingin berangkat bareng-bareng," ujarnya.
RATNANING ASIH