TEMPO.CO, Jakarta - Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Tanah Air. Komedian senior Nur Sarinuri atau yang akrab dipanggil Mpok Nori, meninggal di Rumah Sakit Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 3 April 2015, pukul 07.40 WIB. Komedian Betawi itu meninggal pada usia 84 tahun.
Banyak orang yang mengucapkan belasungkawa di situs mikroblogging, Twitter. Salah satunya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Emil, sapaan Ridwan, mengatakan pekerjaan Mpok Nori perilaku yang mulia. "Membuat orang lain tertawa itu pekerjaan mulia #RIPMpokNori," cuit Emil, Jumat, 3 April 2015.
Cuitan yang dilontarkan Emil pukul 10.05 WIB itu di-retweet lebih dari 600 orang. Emil meminta pengikutnya di Twitter yang berjumlah lebih dari 1,1 juta pengguna ikut mendoakan Mpok Nori. "Turut berduka cita atas berpulangnya Mpok Nori, seniman Betawi kita semua. Doa terbaik dari kami."
Mpok Nori merupakan komedian Betawi yang memiliki penggemar walau umurnya sudah 85 tahun. Untuk mencapai ketenaran sampai usia tua, usaha Mpok Nori tidaklah mudah. Ia mengawali karier di dunia seni Betawi melalui manggung dari satu kampung ke kampung lain sebagai penari topeng.
Kemudian, perempuan yang lahir pada 10 Agustus 1930 itu bergabung di Sanggar Setia, milik almarhum Haji Bokir. Dari sanggar itu, Mpok Nori mulai dikenal sebagai pemain lenong Betawi. Mpok Nori pun mendapat tawaran manggung untuk mengisi acara televisi. Lewat aktingnya dalam serial Pepesan Kosong, nama Mpok Nori semakin meroket dan dikenal luas oleh masyarakat.
Semakin tua semakin jadi. Di usia 74 tahun atau tahun 2005, dia aktif di dunia sinetron. Mpok Nori pernah menjadi pemain di beberapa film. Yaitu, Hantu Biang Kerok (2009), Get Married 2 (2009), Get Married 3 (2011), Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011), Penganten Pocong (2012), Jeritan Danau Terlarang (2013), dan Malam Suro di Rumah Darmo (2014).
Karena kecintaan dalam dunia seni, Mpok Nori pun membuat sanggar seni sendiri bernama Sinorai. Lebih dari 50 murid yang ingin belajar pendidikan seni peran di tempat Mpok Nori.
HUSSEIN ABRI YUSUF