TEMPO.CO, Jakarta - Nuri Sarinuri atau akrab dipanggil Mpok Nori meninggal dalam usia 84 tahun. Komedian Betawi ini mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat, 3 April 2015, pukul 07.40 WIB. Sejak 2007, Mpok Nori sudah menderita penyakit dekompensasi cordis atau penyakit di jantung karena gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
Lahir pada 10 Agustus 1930, Mpok Nori mengawali karier di dunia seni Betawi dari panggung di kampung. Dia tampil dari satu kampung ke kampung lain sebagai penari topeng.
Waktu berlalu. Mpok Nori kemudian bergabung dengan Sanggar Setia, milik almarhum Haji Bokir. Dari sanggar itu, dia mulai dikenal sebagai pemain lenong Betawi. Mpok Nori pun mendapat tawaran manggung untuk mengisi acara televisi. Lewat aktingnya dalam serial Pepesan Kosong, nama Mpok Nori kian melambung dan dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Semakin tua semakin jadi. Begitulah Mpok Nori. Di usia 74 tahun, dia baru aktif masuk dunia persinetronan. Dia juga sempat menjadi pemain di beberapa film layar lebar. Di antaranya, Hantu Biang Kerok (2009), Get Married 2 (2009), Get Married 3 (2011), Pocong Mandi Goyang Pinggul (2011), Penganten Pocong (2012), Jeritan Danau Terlarang (2013), Sule Detektif Tokek (2013), dan Malam Suro di Rumah Darmo (2014). Plus, dia main di beberapa acara komedi, seperti Opera Van Java.
Kecintaan Mpok Nori kepada dunia seni mendorong dia membuat sanggar seni sendiri bernama Sinorai. Tercatat, lebih dari 50 murid yang ingin belajar pendidikan seni peran di sanggar Mpok Nori tersebut.
Kini Mpok Nori telah pergi. Dia meninggalkan 25 cucu, 23 cicit, serta jutaan masyarakat Indonesia yang terhibur oleh gaya lawakannya yang lugas dengan logat Betawi yang kental. Selamat jalan, Mpok Nori.
HUSSEIN ABRI YUSUF | BERBAGAI SUMBER