TEMPO.CO, Jakarta - Setelah sempat ditunda penayangannya, film Fast & Furious 7 akhirnya resmi ditayangkan di bioskop Tanah Air mulai Rabu, 1 April 2015, atau lebih cepat dua hari daripada jadwal tayang di Amerika Serikat. Film ketujuh dari seri panjang Fast & Furious ini sekaligus menjadi ajang pertaruhan bagi James Wan, yang juga dikenal sebagai sutradara film horor sukses, termasuk The Conjuring, Insidious, dan SAW.
Menggantikan posisi Justin Lin, sutradara kelahiran Malaysia itu tampaknya tak ingin mengecewakan para penggemar aksi liar para penunggang mobil balap mewah ini. Sejak menit pertama, dia sudah “menggedor-gedor” penonton dengan rentetan adegan menegangkan yang memacu adrenalin.
Fast & Furious 7 melanjutkan rangkaian adegan-adegan akhir film ketiga, The Fast and The Furious: Tokyo Drift, yang telah menewaskan karakter Han Seoul-Oh (Sung Kang) dalam sebuah kecelakaan. Dalam Fast and Furious 6, yang menjadi prequel The Fast and The Furious: Tokyo Drift, dikisahkan penyebab tewasnya Han. Dalam Fast & Furious 7, semuanya menjadi lebih terang.
Deckard Shaw (Jason Statham) marah besar menyaksikan adiknya, Owen Shaw (Luke Evans), terbaring koma pasca-pertarungan melawan Dominic Toretto dan timnya di film Fast & Furious 6. Dimulai dengan meretas komputer milik Luke Hobbs (Dwayne Johnson), Deckard kemudian mulai menuntut balas. Kematian Han tak cukup membuatnya puas. Dia ingin Toretto dan seluruh timnya tewas.
Sepak terjang Shaw itu, termasuk ledakan di rumah Brian, memaksa Toretto kembali mengumpulkan timnya, yakni Brian O'Conner (Paul Walker), Letty (Michelle Rodriguez), Roman (Tyrese Gibson), dan Tej (Ludacris), untuk bertarung di jalanan. Apalagi ternyata pertarungan itu juga melibatkan pihak lain.
Sejak seri pertamanya dirilis hampir 15 tahun lalu, Fast & Furious tetap mempertahankan pakemnya: balapan liar di jalanan, parade mobil balap mewah, ledakan, baku tembak, dan tentu saja perempuan-perempuan seksi. Namun, di tangan Wan, film ini jadi lebih menegangkan dibanding sebelumnya.
Tak cukup aksi kejar-kejaran di jalan raya, Wan mengajak penonton menyaksikan kehebatan Toretto terjun bersama mobilnya dari pesawat. Deretan adegan menantang lain bakal memuaskan para penggemar film laga, sambil berkelana dari satu negara ke negara lain, termasuk Tokyo, Jepang, dan Abu Dhabi.
Dan tentu saja, film ini sekaligus menjadi film terakhir Paul Walker, yang meninggal karena kecelakaan pada 30 November 2013. Bagi penggemar Brian O’Conner, tak perlu kecewa. Meski Paul Walker meninggal sebelum film ini dirampungkan, dengan bantuan Caleb dan Cody Walker (adik Paul) serta kecanggihan CGI, sang bintang tetap hadir hingga film berakhir.
NUNUY NURHAYATI