TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Lembaga Sensor Film yang baru, Anwar Fuadi, berjanji akan memperbaiki kualitas perfilman Indonesia dengan memaksimalkan peran LSF. Meskipun dekat dengan kalangan produser film asal India, dia mengatakan tak akan tebang pilih.
"Walaupun saya kenal siapa yang buat, saya akan tegas. Kalau tak layak, ya, tidak akan tayang," katanya kepada Tempo, Rabu, 11 Maret 2015.
Dia menuturkan tudingan atau kekhawatiran soal hal itu tak perlu terjadi. Sebab, ucap dia, ada mekanisme pengambilan keputusan dalam LSF yang tak dapat diganggu gugat.
"Semua keputusan pasti dirapatkan. Meskipun saya ketua, kalau rapat bilang tidak, ya, saya bisa apa," katanya.
Menurut dia, tak ada guna menyuapnya. "Saya sudah kaya tanpa disogok begituan supaya filmnya bisa tayang," ujarnya.
Apalagi, tutur pria asli Palembang ini, yang berwenang dalam pengambilan keputusan bukan dia.
Sutradara Garin Nugroho Riyanto mengaku belum pernah mendengar cerita upaya suap-menyuap antara LSF dan produser. "Saya tidak tahu, juga tidak pernah mengalami pemerasan," katanya.
Anwar Fuadi terpilih sebagai pengganti Muchtar Paeni, yang menjabat Ketua LSF selama dua periode. Dia bersaing dengan Goodwil Zubir, salah satu Ketua PP Muhammadiyah; Ahmad Yani Basuki, mantan staf khusus presiden; dan Johan Tjasmadi.
"Saya mendapat suara tertinggi juga lebih dari standar LSF, yakni tujuh suara, sehingga cukup dengan satu putaran saja saya dilantik," ucapnya.
DINI PRAMITA