TEMPO.CO, Jakarta - Metalhead cukup puas atas suguhan musik metal dengan berbagai aliran dalam Magnitude Hammersonic 2015. Namun penonton kecewa terhadap beberapa hal. Salah satunya harga makanan yang dijual di area festival. "Harga makanan di food court enggak masuk akal," kata Nadhira Inayah, 20 tahun, kepada Tempo, Ahad, 8 Maret 2015.
Nadhira mencontohkan siomay yang satu porsinya berisi lima buah siomay dibanderol dengan harga Rp 30 ribu. Padahal, kata dia, harga siomay dengan citarasa seperti itu biasanya dijual Rp 3.000 satuan. "Tapi mau tidak mau terpaksa beli karena tidak ada pilihan lain. Semuanya mahal," kata dia.
Kritik lainnya adalah mengenai monopoli penjualan air minum kemasan. Di dalam arena Hammersonic, hanya ada satu stan yang menjual air minum. Harga air minum kemasan 600 mililiiter sebesar Rp 10 ribu per kemasan. "Enggak asyik, kan? Padahal biasanya dijual Rp 3.500," kata dia. Terlebih, penonton dilarang membawa makanan dan minuman dari luar.
Penyediaan tempat sampah yang kurang menjadi kritik selanjutnya. Reny Sanjaya, 25 tahun, asal Solo, Jawa Tengah, menyayangkan arena yang mendadak kotor setelah rehat magrib. "Jadi agak berasa risi. Soalnya tanahnya aja becek, ditambah sampah di mana-mana. Kalau ada tempat sampah bisa ngurangin-lah," kata dia.
Ambar Sari, 23 tahun, asal Madiun, Jawa Timur, menyayangkan line up grup musik lokal yang kurang gereget. "Dibandingkan tahun lalu, lebih bernyawa kemarin band lokalnya," kata dia. Namun, menurut dia, band mancanegara dalam perhelatan keempat ini lebih baik dibanding pada tahun lalu.
DINI PRAMITA