TEMPO.CO, Surabaya-Aktor Reza Rahadian bakal mempromosikan film biopik terbarunya, Guru Bangsa Haji Oemar Said Tjokroaminoto, lewat Kongres Pemuda 2015. Surabaya menjadi kota pertama yang dikunjungi sebelum penayangan perdana film tersebut 9 April 2015 mendatang.
"Kongres Pemuda ini akan menyuarakan gagasan yang dibangun sekaligus juga membangun awareness terhadap film Guru Bangsa H.O.S Tjokroaminoto," kata Reza dalam jumpa pers di Rumah H.O.S Tjokroaminoto, Jalan Peneleh 7, Surabaya, Kamis 5 Maret 2015.
Kongres Pemuda yang berlangsung di Balai Pemuda Surabaya diikuti oleh 470 orang perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya, yaitu Universitas Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Kristen Petra, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Cokroaminoto, dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Selain menayangkan trailer dan memperkenalkan film Tjokroaminoto, kongres ini juga sebagai forum menyampaikan gagasan. Hasil gagasan akan disampaikan ke Presiden Joko Widodo. Menurut Reza banyak generasi muda yang tidak mengenal H.O.S Tjokroaminoto. "Mereka tahunya itu nama jalan," kata aktor yang mulai diperhitungkan namanya setelah berperan di film Perempuan Berkalung Sorban ini.
Karena itu, film Guru Bangsa H.O.S Tjokroaminoto dinilai penting untuk generasi muda. Sehingga mereka bisa mengenal dan mengetahui sosok Tjokroaminoto dan perjalanan sejarah bangsa. Film bisa menjadi media efektif sebagai materi pendidikan dan mudah dimengerti di tengah budaya baca masyarakat yang masih rendah.
Saat ini generasi muda dinilai Reza apatis terhadap bangsanya sendiri. Kondisi ini berbeda ketika Tjokroaminoto menghabiskan masa mudanya dengan semangat kebangsaan dan perjuangan demi kemerdekaan. "Flm ini bisa membangkitkan semangat itu, bagaimana kaum muda pada era Tjokroaminoto berjuang," katanya.
H.O.S Tjokroaminoto lahir di Madiun, Jawa Timur pada 1882 dan meninggal di Yogyakarta pada 1934. Semasa tinggal di Surabaya sekitar tahun 1900-an, sejumlah pemuda berguru kepada Tjokroaminoto. Mereka di antaranya Soekarno yang kemudian menjadi penggerak nasionalisme sekaligus Presiden Indonesia, Semaoen, Alimin, Moeso dan Kartosoewirjo.
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada Muhammad Najib Azca mengatakan promosi film lewat sebuah gerakan sosial memang baru pertama kali ini diadakan. "Ini inovasi baru menggabungkan film dan gerakan sosial," kata Ketua Pusat Kajian Kepemudaan Universitas Gadjah Mada ini.
Ide Kongres Pemuda baru tercetus setelah proses pembuatan film selesai. Ia bersama dengan Yayasan Keluarga Besar H.O.S Tjokroaminoto berpikir bagaimana sosialisasi tidak berhenti hanya pada film atau tontonan saja. Tapi juga mampu menggerakkan generasi muda untuk perubahan.
Dalam Kongres Pemuda, para peserta akan disodorkan draf awal terkait empat hal, yaitu kemerdekaan, persatuan, persaudaraan dan kebangsaan. Draf itu nantinya dikembangkan dalam forum diskusi. Hasilnya akan menjadi gagasan baru oleh generasi muda.
Selain di Surabaya, kongres yang sama juga digelar di Yogyakarta dan Jakarta. Selain Reza Rahadian, kongres juga dihadiri oleh produser Dewi Umaya, aktris dan produser Christine Hakim dan Tim Perumusan Resolusi Anak Muda Indonesia serta perwakilan Yayasan Keluarga Besar H.O.S Tjokroaminoto.
AGITA SUKMA LISTYANTI