Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wow, Butuh 2,5 Tahun Selesaikan Film HOS Tjokroaminoto

image-gnews
Reza Rahadian saat memerankan HOS Tjokroaminoto dalam syuting film Bapak Bangsa Tjokroaminoto, di Sleman, Yogyakarta, 8 Oktober 2014. Film tersebut menceritakan kisah Tjokroaminoto dalam membawa pesan tentang pendidikan politik untuk melawan penjajahan Belanda. TEMPO/Suryo Wibowo
Reza Rahadian saat memerankan HOS Tjokroaminoto dalam syuting film Bapak Bangsa Tjokroaminoto, di Sleman, Yogyakarta, 8 Oktober 2014. Film tersebut menceritakan kisah Tjokroaminoto dalam membawa pesan tentang pendidikan politik untuk melawan penjajahan Belanda. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Surabaya-Proses pembuatan film Guru Bangsa Haji Oemar Said Tjokroaminoto memakan waktu 2,5 tahun. Sekitar 1,5 tahun dihabiskan untuk meriset sosok Tjokroaminoto lantaran referensi tentang sang guru bangsa itu sangat terbatas. Banyak karyanya yang justru tersimpan di luar negeri.

Produser film Dewi Umaya Rachman mengaku harus mengejar informasi tentang HOS Tjokroaminoto hingga ke Belanda. "Kami harus mencari sampai ke Leiden dan bertanya kepada orang-orang yang mengenal beliau secara personal," kata Dewi kepada Tempo seusai jumpa pers film Guru Bangsa HOS Tjokroaminoto di Rumah HOS Tjokroaminoto Jalan Peneleh VII, Surabaya, Kamis 5 Maret 2015.

Sosok HOS Tjokroaminoto  tidak banyak dikenal, tetapi  menjadi guru bagi tokoh-tokoh pergerakan menjelang kemerdekaan Indonesia. Menurut dia, tawaran membuat film Tjokroaminoto datang dari keluarga dan cucu-cucu pahlawan nasional itu. Mendapat tawaran tersebut Dewi dan Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe Letto di bawah naungan rumah produksi Pic[k]ock Productions setuju mengangkat kisahnya.

Hanya saja, pembuat film kesulitan mencari referensi. Apalagi HOS Tjokroaminoto bukanlah orang yang suka menulis jurnal. Karya-karya tulisnya lebih banyak tercantum dalam surat kabar ataupun buku.

Berdasarkan referensi yang ada, Dewi dan tim akhirnya menentukan sudut pandang film ini. Dipilihlah kisah HOS Tjokroaminoto mulai lahir sampai 1912. Karena di usia itulah, De Ongekroonde van Java atau Raja Jawa Tanpa Mahkota ini mengajarkan pemikiran-pemikiran ideologisnya kepada Soekarno, Semaoen, Alimin, Muso, Kartosoewirjo bahkan Tan Malaka, termasuk mendirikan organisasi Sarekat Islam yang sebelumnya bernama Serikat Dagang Islam.

Kesulitan lain yang juga dirasakan adalah mencari setting kota tahun 1900-an. Meski di tahun itu HOS Tjokroaminoto tinggal di Surabaya, tetapi syuting tidak dilakukan di kota tersebut. Seluruh proses syuting justru di lahan kampus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan membangun studio yang seluruh kondisinya sama persis dengan suasana ketika itu. "Bangunan, kota, setting, termasuk rumah dan Hotel Orange seperti di Surabaya," ujar Dewi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Noe Letto menambahkan generasi muda saat ini lebih banyak mengenal sejarah dari sosok yang populer. Tetapi tidak banyak yang tahu tentang siapa yang berada di belakang mereka, termasuk dalam kasus HOS Tjokroaminoto. "Kita biasa mengenal sejarah dari Soekarno misalnya. Padahal bibitnya dari Eyang Tjokro," ujar anak seniman Emha Ainun Nadjib ini.

Christine Hakim aktris yang juga menjadi produser film ini mengatakan film sejarah bukan hanya sekedar napak tilas, tapi merekonstruksi skenario Tuhan. "Karena yang direkonstruksi adalah kehidupan nyata dari hamba Allah yang sudah diamanahkan," ujarnya.

Nayaka Untara, cicit HOS Tjokroaminoto, mengaku puas dengan film itu. Keluarga pun cukup banyak terlibat dalam proses pembuatan. Termasuk melakukan riset ke Belanda dan Australia, tempat karya-karya HOS Tjokroaminoto banyak disimpan.

Ia berharap film ini bisa menularkan semangat kebangsaan yang dimiliki sang kakek dan menjadi referensi bagi generasi muda untuk mengenal HOS Tjokroaminoto. Menurut dia, keluarga akan membuat kumpulan referensi dari semua karya dan tulisan HOS Tjokroaminoto.

AGITA SUKMA LISTYANTI

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Film dan Drakor yang Dibintangi Jeon So Nee

35 menit lalu

Jeon So Nee dalam serial Parasyte: The Grey. Dok. Netflix
Film dan Drakor yang Dibintangi Jeon So Nee

Parasyte: The Grey akan tayang pada di Netflix, Jumat, 5 April 2024 di Netflix. Jeon So Nee menjadi pemeran utama serial ini


Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

16 jam lalu

Godzilla x Kong: The New Empire. Foto: Warner Bros.
Profil Pemeran Utama Godzilla x Kong: The New Empire

Film Godzilla x Kong: The New Empire tayang pada 27 Maret 2024


5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

23 jam lalu

High School Musical. Dok. Disney+ Hotstar
5 Film Disney dengan Lagu Ikonik yang Cocok untuk Nostalgia

Daftar film Disney yang memiliki lagu ikonik tak terlupakan yang cocok untuk bernostalgia bersama keluarga dan sahabat.


8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

1 hari lalu

Sederet film Indonesia yang tayang di bioskop akan tayang di Netflix pada 2024. Dok. Netflix
8 Film Bioskop Indonesia Terbaru yang Tayang di Netflix pada 2024

Tahun ini, Netflix menargetkan lebih dari 50 film Indonesia yang tayang di bioskop untuk masuk ke dalam platform, berikut 8 di antaranya.


Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

4 hari lalu

Don Lee atau Ma Dong Seok dalam film The Roundup: Punishment. Dok. ABO Entertainment
Dibintangi Ma Dong Seok, Ini Sinopsis The Roundup: Punishment

Cerita film The Roundup: Punishment berpusat detektif Ma Seok do (Ma Dong Seok) yang bergabung dengan Tim Investigasi Siber


Serial Ellyas Pical: Potret Sang Legenda yang Membangkitkan Gairah Tinju

4 hari lalu

Foto poster Serial Ellyas Pical. Foto: Falcon Pictures.
Serial Ellyas Pical: Potret Sang Legenda yang Membangkitkan Gairah Tinju

Serial Ellyas Pical memiliki kualitas produksi yang tinggi, terlihat dari sinematografi yang indah, set yang detail, dan kostum yang otentik.


Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

6 hari lalu

The Tearsmith. Foto : Imdb
Netflix akan Menayangkan The Tearsmith, Simak Sinopsis Film Ini

Netflix mengumumkan tanggal tayang The Tearsmith, pada 4 April 2024


4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

6 hari lalu

Film Road House yang tayang di Prime Video. (dok. Prime Video)
4 Perbedaan Road House Tahun 2024 dan 1989

Road House (2024) merupakan konsep ulang dari film klasik tahun 1989 yang berjudul sama


10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

7 hari lalu

Poster Badarawuhi di Desa Penari. Foto: Instagram.
10 Film di Bioskop Terbaru Maret-April 2024 yang Bisa Ditonton

Ada beberapa film di bioskop terbaru yang cocok Anda tonton. Di antaranya ada Godzilla x Kong: The New Empire hingga Badarawuhi.


Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

7 hari lalu

Aktor Koutaro Kakimoto (kiri), Velove Vexia, dan sutradara Hestu Saputra dalam Meet and Greet Film Hujan Bulan Juni di Jakarta, 1 November 2017. Film ini bercerita tentang kisah cinta dosen bernama Pingkan (Velove Vexia), dengan sang kekasih Sarwono (Adipati Dolken). Tempo/ Fakhri Hermansyah
Metamorfosa Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono, Puisi ke Layar Lebar

Puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono telah bermetamorfosa dalam banyak bentuk, mulai dari komik, novel, hingga film.