Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trio Ini Siap Hangatkan Java Jazz Festival 2015  

Editor

Nurdin Kalim

image-gnews
Nita Aartsen (piano), Israel Varela (drum), Daniele Capuccion (bass), dan Karen Lugo tampil  dalam Jazz Workshop di Institute Kebudayaan Italia di Jakarta, 24 Februari 2015.  TEMPO/Nurdiansah
Nita Aartsen (piano), Israel Varela (drum), Daniele Capuccion (bass), dan Karen Lugo tampil dalam Jazz Workshop di Institute Kebudayaan Italia di Jakarta, 24 Februari 2015. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.COJakarta - Siang itu, VAC Trio, yang beranggotakan pianis Nita Aartsen, pemain bass Daniele Cappuccion, dan penggebuk drum Israel Varela, tak sekadar memamerkan kemampuan bermusik mereka. Ketiga musikus yang berasal dari latar belakang dan akar musik berbeda itu juga berbagi ilmu lewat program master class yang diadakan Institut Kebudayaan Italia, Rabu, 25 Februari 2015.

Israel Varela, misalnya, khusus menampilkan satu nomor yang kental dengan sentuhan flamenco. Penabuh drum asal Meksiko yang menguasai berbagai genre musik, dari jazz, flamenco, klasik, sampai pop, ini mengaku musik dan tarian flamenco menjadi salah satu sumber inspirasinya dalam bermusik. “Kalau pemain lain mungkin sejak awal membayangkan instrumen yang akan dimainkannya. Tapi saya membayangkan hal lain, penari, misalnya, dan membawa pengaruhnya ke cara saya bermain drum,” ujar pria yang pernah mengiringi banyak musikus, seperti Pat Metheny dan Dwiki Dharmawan, ini.

Berbeda dengan Varela, Nita Aartsen memilih kembali ke akarnya, yakni musik klasik. Pianis Indonesia ini membawakan Fur Elise dari Beethoven, tapi dengan sentuhan jazz, sehingga terdengar lebih modern. Adapun pemain bass kelahiran Italia, Cappuccion, membawakan jazz dengan irama padang pasir.

VAC Trio terbentuk setahun silam. VAC adalah inisial nama mereka. Mereka kerap melakukan tur di Belanda, Italia, dan Belgia. Mereka juga rajin bolak-balik Indonesia-Eropa untuk memperdalam khazanah bermusik mereka. Tak heran bahwa beragamnya pengaruh musik yang dibawakan VAC Trio membuat kelompok musik ini bagaikan melting pot, wajan tempat bercampurnya ragam budaya. “Saat tampil di Eropa, misalnya, kami sering membawa penabuh kendang Sunda,” ujar Nita, yang terpilih sebagai Best Female Jazz Artist dalam AMI Award 2013.

Saat ini Varela tengah mempersiapkan komposisi yang terinspirasi tarian kecak. Nita mengatakan “urat kreatif” Varela langsung "tersetrum" ketika mereka menonton kecak. “Ia langsung bilang, Pulpen mana, pulpen',” ujar Nita sambil tertawa. Varela mengaku menemukan irama yang familier dalam kecak. “Mengingatkan saya akan cascara, salah satu akar musik Latin,” ujar Varela, yang kini menetap di Roma, Italia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nita menjelaskan, rekan-rekannya memang mencoba memahami musik tradisional Indonesia yang terdengar asing dengan cara menemukan hal yang mirip dengan akar musik mereka. “Kalau dipaksakan untuk belajar yang asli akan susah. Kalau mereka diberikan gamelan, misalnya, nanti dimainkannya dengan gaya Latin. Tapi justru di sinilah kolaborasinya terasa,” kata Nita.

Selain itu, mereka menerapkan fleksibilitas dalam penggunaan instrumen musik. Kemampuan setiap instrumen dikerahkan untuk membawa suatu gaya dalam bermusik. Nita mencontohkan, ia bisa membawakan irama gamelan lewat piano yang ia mainkan. “Atau misalnya kendang Sunda yang memiliki delapan timbre, bisa dimainkan dengan gaya Latin, Afro, macam-macam,” ujarnya.

Kolaborasi musik antarbudaya yang jauh berbeda bisa menjadi satu hal yang mengintimidasi. Namun tidak bagi VAC Trio. “Karena kami bicara dalam satu bahasa, yakni bahasa musik,” ujar Varela. Rencananya, bersama peniup saksofon asal Italia, Marcello Allulli, VAC Trio akan tampil di Java Jazz Festival, lalu Singapore Jazz Festival dan Bali Live Festival, yang semuanya digelar pada Maret ini.

RATNANING ASIH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

1 hari lalu

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.


Tiket Snoh Aalegra di Spesial Show Java Jazz Festival Lebih Mahal Dibanding Laufey, Segini Harganya

18 hari lalu

Snoh Aalegra. Foto: Instagram.
Tiket Snoh Aalegra di Spesial Show Java Jazz Festival Lebih Mahal Dibanding Laufey, Segini Harganya

Harga tiket special show di Java Jazz Festival antara Snoh Aalegra dan Laufey berbeda Rp 150 ribu.


Mengenal Snoh Aalegra, Penyanyi Swedia yang akan Tampil di Java Jazz Festival 2024

19 hari lalu

Snoh Aalegra. Foto: Instagram.
Mengenal Snoh Aalegra, Penyanyi Swedia yang akan Tampil di Java Jazz Festival 2024

Penyanyi Swedia, Snoh Aalegra masuk dalam deretan penampil bersama Laufey di Java Jazz Festival 2024 di JIExpo Kemayoran pada 26 Mei 2024


Java Jazz Festival Umumkan Nama Baru, Snoh Aalegra Jadi Tamu Special bersama Laufey

21 hari lalu

Snoh Aalegra. Foto: Instagram.
Java Jazz Festival Umumkan Nama Baru, Snoh Aalegra Jadi Tamu Special bersama Laufey

Dalam unggahan Java Jazz 2024, terlihat nama Snoh Aalegra berada di deretan paling atas spesial show.


Kata Dewi Gontha Soal Festival Musik Indonesia yang Lebih Berkembang dari Singapura

35 hari lalu

President Director Java Festival Production, Dewi Gontha mengumumkan line up Java Jazz Festival 2024 dalam konferensi pers di Midaz Senayan Golf pada Rabu, 20 Maret 2024. TEMPO/Yuni Rahmawati
Kata Dewi Gontha Soal Festival Musik Indonesia yang Lebih Berkembang dari Singapura

Perwakilan penyelenggara Java Jazz Festival, Dewi Gontha mengungkapkan bahwa Singapura menyontek festival musik Indonesia.


Line Up Java Jazz Festival 2024 hingga Alasan Laufey Tampil di Spesial Show

35 hari lalu

Java Jazz Festival akan digelar pada 24-26 Mei 2024 di JIExpo Kemayoran. Dok. Java Jazz Festival
Line Up Java Jazz Festival 2024 hingga Alasan Laufey Tampil di Spesial Show

Line up Java Jazz Festival 2024 fase kedua telah diumumkan dengan Laufey sebagai penampil di spesial show.


Bantah Bruno Mars dan Katy Perry akan Tampil di Java Jazz Festival, Promotor: Kesalahan Teknis

35 hari lalu

Sejumlah lagu hits Bruno Mars seperti 24K, Please Me, Lazy Song dan Locked up Heaven dilarang untuk diputar di radio sebelum pukul 10 malam. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan surat edaran terkait pelarangan pemutaran 42 lagu karena disinyalir memiliki muatan asusila. REUTERS/Mario Anzuoni
Bantah Bruno Mars dan Katy Perry akan Tampil di Java Jazz Festival, Promotor: Kesalahan Teknis

Dewi Gontha mengklarifikasi bahwa Bruno Mars dan Katy Perry tidak akan tampil di Java Jazz Festival 2024.


Laufey Kembali ke Jakarta untuk Java Jazz Festival 2024, Kini sebagai Special Show

19 Desember 2023

Laufey. (Foto: Gemma Warren)
Laufey Kembali ke Jakarta untuk Java Jazz Festival 2024, Kini sebagai Special Show

Datang lagi ke Jakarta, Laufey akan meriahkan Special Show Java Jazz Festival 2024 hari kedua.


Jordan Susanto Ungkap Kisah di Balik Lagu Cherry

14 Juni 2023

Jordan Susanto. Dok. Istimewa
Jordan Susanto Ungkap Kisah di Balik Lagu Cherry

Jordan Susanto mengaku selalu tertarik untuk menciptakan lagu yang judulnya berasal dari nama seorang perempuan, terbaru adalah Cherry.


Anastasya Poetri Pulang ke Indonesia Demi Tampil di BNI Java Jazz Festival 2023

8 Juni 2023

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Anastasya Poetri Pulang ke Indonesia Demi Tampil di BNI Java Jazz Festival 2023

Anastasya Poetri yang sedang menempuh pendidikan musik di Berklee College of Music, Boston, Amerika Serikat, bangga perdana tampil di Indonesia.