TEMPO.CO, Bandung-Manajer penyanyi dangdut Cita Rahayu alias Cita Citata, Sofwan Bombom, mengatakan Cita ingin melakukan sungkem pada kepala adat Papua untuk meminta maaf atas dugaan penghinaan pada warga Papua. "Cita ingin meminta maaf secara baik-baik," ujar dia, saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Februari 2014.
Sofwan menjelaskan, Cita tak bermaksud menghina warga Papua atas perkataannya di depan publik. "Dalam rekaman itu Cita seperti menghina warga Papua karena acara televisi yang memberitakannya sepotong-sepotong," kata dia.
Dalam penampilannya saat itu, Cita memang tengah menggunakan pakaian adat Papua. Lalu Cita menjawab "Cantik masih tetap harus dicantikkin mukanye. Nggak kaya Papua kan?" kata Sofwan menirukan pernyataan Cita. Namun, Sofwan menegaskan, hal ini tidak merujuk pada masyarakat Papua. "Jadi konotasinya bukan ke warga Papua, tapi ke coretan di wajah," ujar Sofwan.
Akibat perkataannya, Cita kini tengah dilaporkan pada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia oleh warga Papua. Tak hanya itu, sejumlah ancaman pun kini tengah menghantuinya meski Cita telah meminta maaf di hadapan publik. Di antaranya Cita diancam akan ditombak jika tak segera meminta maaf langsung pada kepala adat Papua.
Tak hanya soal Papua, Citata juga diserang oleh mertuanya Yani Suryani. Dalam kesaksiannya, Yani mengatakan Cita pernah melakukan aborsi kandungan sebelum menikah dengan anaknya, Galih Purnama alias Ijonk. "Saya juga baru sekarang tahu dia (Cita) pernah aborsi. Saya baru tahu setelah Ijonk bilang sama saya," kata Yani.
Saat ini, rumah tangga Ijonk dan Cita tengah dilanda masalah. Ijonk mengajukan surat cerai ke Pengadilan Agama Kota Bandung pada Desember tahun lalu karena merasa tersinggung atas ucapan Cita di media massa. Cita mengatakan dirinya masih lajang dan ingin menikah pada umur 25 tahun di hadapan umum.
Manajer penyanyi dangdut bernama asli Cita Rahayu, Sofwan Bombom membantah keras aborsi Cita. "Saya pernah bertanya mengenai hal itu pada Cita, dia menjawab tak pernah hamil," ujar Sofwan, saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Februari.
PERSIANA GALIH