TEMPO.CO, Jakarta - Meski terbilang sukses di industri musik, Rinto Harahap tidak berfoya-foya semasa hidup. Rinto memberi contoh bagaimana hidup sederhana kepada sesama pemusik. “Saya acap kali makan di pinggir jalan bersama mereka,” kata Rinto seperti dikutip majalah Tempo edisi 16 Mei 1981.
Pada awal 1980-an, Rinto mendirikan usaha rekaman PT Lolypop Records bersama adiknya, Erwin Harahap. Perusahaan tersebut dibangun Rinto untuk menaungi artis dan musikus.
Karena beragama Kristen Protestan, Rinto tak mengenal zakat. Rinto juga tidak menyediakan dana khusus untuk hal semacam itu. "Secara insidentil saja. Kalau ada yang meminta, saya beri," kata Rinto.
Rinto Harahap meninggal pada usia 65 tahun di RS Mount Elizabeth, Singapura, Senin, 9 Februari 2015, pukul 21.45. Rinto meninggalkan satu istri dan tiga anak. Kolega Rinto Harahap, Willy Abdullah, mengatakan Rinto selalu ditemani keluarga besarnya pada detik detik terakhirnya sebelum wafat. “Kakak-adik dan keluarga inti Om Rinto datang semua,” kata Willy saat dihubungi, Selasa, 10 Februari 2015.
Rinto merupakan pendiri grup musik The Mercy’s bersama Charles Hutagalung dan Reynold Panggabean. Album pertama The Mercy’s bertajuk Mana Lagi meledak di pasaran. Kasetnya laris bukan main, sampai-sampai Remaco mencatatnya sebagai grup pertama yang mengungguli Koes Plus di pasar.
Rinto juga dikenal sebagai salah satu pencipta lagu produktif di era 1980. Rinto juga mengorbitkan penyanyi baru yang membawakan lagu ciptaannya. Di antaranya Diana Nasution, Iis Sugianto, dan Nur Afni Oktavia.
MBM TEMPO | MITRA TARIGAN | TSE