TEMPO.CO, Yogyakarta- Cepuri, Basoeki Abdullah, dan Nyai Roro Kidul pada suatu hari. Dua batu karang bersisian menancap di tanah lapang berpagar tembok. Permukaan dua batu itu bertabur kembang mawar dan melati setengah kering. Dua tembikar dari tanah liat, tempat untuk menaruh kemenyan menemani batu. Sebuah kotak kayu persegi berwarna merah diletakkan bersebelahan dengan tembikar. Telapak kaki manusia membekas pada tanah.
Inilah petilasan yang menjadi tempat bertapa maestro seni lukis Indonesia, Basoeki Abdullah untuk menghadap Nyai Roro Kidul. Peringatan 100 tahun pelukis Basoeki Abdullah berlangsung 27 Januari 2015 di Museum Basoeki Abdullah Jakarta. Dan, peringatan besar-besaran untuk menyambut 100 tahun Basoeki Abdullah direncanakan berlangsung September 2015 nanti.
Di Cepuri, orang banyak berdatangan untuk berziarah. Cepuri berada di Dusun Mancingan, Desa Parangtritis, Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tempat seluas 100x200 meter persegi ini langsung menghadap ke arah selatan Pantai Parangkusumo, berjarak setidaknya 300 meter. Pantai ini berjarak 30 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta. Cepuri merupakan jejak sejarah pendiri Kesultanan Mataram, Panembahan Senopati.
Sebagian masyarakat meyakini Cepuri sebagai lokasi pertemuan antara Panembahan Senopati dengan makhluk yang dianggap menguasai pantai selatan, Nyai Roro Kidul. Batu yang berada di sebelah selatan dipercaya menjadi empat singgah Nyai Roro Kidul. Sedangkan, batu di sebelah utara menjadi tempat bertapa Panembahan Senopati. Kepercayaan ini kemudian menjadi legenda. “Cepuri dipercaya sebagai pintu gerbang laut selatan. Banyak orang ziarah dan bertapa,” kata juru kunci Cepuri, Indratno, Sabtu, 24 Januari 2015.
Suatu hari, Ratu Pantai Selatan hadir, menjumpai perupa Basoeki ketika bertapa di Cepuri yang mirip sepetak taman itu. Sesuai kisah Solichin Salam dalam buku berjudul R.Basoeki Abdullah Sang Maestro. Basoeki hanya mendengar suara Nyai Roro Kidul.
Dari hasil bertapa di Cepuri ini Basoeki berimajinasi menciptakan lukisan tentang legenda Nusantara, Nyai Roro Kidul. Pemandangan laut Pantai Parangkusumo kemungkinan menjadi latar lukisan berjudul Njai Loro Kidul. Sedangkan, figur perempuan cantik yang kental dengan sentuhan Jawa dalam lukisan itu bisa saja muncul dari imajinasinya ketika melukis banyak potret perempuan. Basoeki yang tumbuh dalam keluarga ningrat tentu juga banyak berjumpa dengan perempuan ningrat Jawa.
Lukisan berjudul Njai Loro Kidul (Nyai Roro Kidul) itu kini disimpan di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta. Lukisan itu dipindahkan dari Istana Negara Bogor ke Gedung Agung Yogyakarta pada tahun 2009. Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ada renovasi Istana Negara Bogor sehingga karya seni koleksi istana dipindah.
Ini tergambar dalam buku yang ditulis oleh Konsultan Kuratorial Benda Seni Istana Presiden, Mikke Susanto. Buku itu berjudul Bung Karno Kolektor dan Potret Seni Rupa Indonesia. Mikke meriset tentang karya seni koleksi Sukarno dan seniman yang dekat dengannya.
Satu di antara referensi riset Mikke adalah buku karya Solichin Salam itu. Buku itu juga bicara tentang Basoeki yang berlatar belakang ningrat dan terpengaruh budaya Jawa. Basoeki digambarkan meyakini mitos-mitos Jawa hingga ia meninggal.
Basoeki menciptakan citraan perempuan berambut panjang tergerai ke belakang pada lukisan bertema Nyai Roro Kidul. Perempuan berparas cantik itu melayang di tengah pusaran gelombang air laut. Dia hanya mengenakan kemben berwarna hijau. Kalung mutiara melingkari lehernya. Gelombang air membentuk sulur-sulur berwarna biru laut, bersemburat warna gelap, yakni kuning emas, cokelat dan hitam.
Warna putih pada ombak melengkung memberi efek cahaya. Inilah lukisan berjudul Njai Loro Kidul itu. Lukisan bertema Nyai Roro Kidul tanpa mahkota ini dibuat antara tahun 1954 atau 1955. Replika lukisan kini dipajang di Hotel Samudra Beach, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat.
elain melukis Nyai Roro Kidul tanpa mahkota, Basoeki juga menciptakan setidaknya lima karya dalam tema yang sama. Nyai Roro Kidul dilukis sedang naik kereta kencana. “Ada pula Nyai Roro Kidul yang berhiaskan mahkota pada kepalanya, identik dengan figur seorang ratu Jawa,” kata Mikke.
SHINTA MAHARANI