Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Film Yogya Bertarung di Festival Film Rotterdam  

Editor

Kurniawan

image-gnews
Ismail Basbeth dalam pemuataran perdana filmnya,
Ismail Basbeth dalam pemuataran perdana filmnya, "Another Trip To The Moon", di biokop Pathe, Rotterdam, Belanda, Senin, 26 Januari 2015. Tempo/Asmayani Kusrini
Iklan

TEMPO.CO, Rotterdam - Film Indonesia kembali meramaikan Festival Film International Rotterdam, yang berlangsung selama 21 Januari hingga 1 Februari 2015. Film Another Trip To The Moon (Menuju Rembulan) karya Ismail Basbeth, sutradara dari Yogyakarta, ini akan berlaga bersama 13 film lain dari berbagai negara untuk memperebutkan Tiger Award, penghargaan tertinggi di festival film yang sudah berusia 44 tahun ini.

Film Another Trip To The Moon akan bertarung melawan 12 film lain. Para pesaingnya itu adalah Above And Below karya Nicolas Steiner (Swiss/Jerman), Bridgend karya Jeppe Ronde (Denmark), Gluckauf karya Remy van Heugten (Belanda), Haruko’s Paranormal Laboratory karya Lisa Takeba (Jepang), Impressions Of A Drowned Man karya Kyros Papavassiliou (Cyprus, Yunani, Slovenia), La Mujer De Los Perros karya Laura Citarella dan Veronica Llinas (Argentina), Norfolk karya Martin Radich (Inggris), La Obra Del Siglo karya Carlos Quintela (Kuba/Argentina/Jerman), Parabellum karya Lukas Valenta Rinner (Argentina, Austria, Uruguay), Tired Moonlight karya Britni West (Amesika Serikat), Vanishing Point karya Jakrawal Nilthamrong (Thailand), dan Videophilia (And Other Viral Syndromes) karya Juan Daniel Fernandez Molero (Peru).

Senin malam lalu, 26 Januari 2015, film Basbeth diputar perdana di hadapan publik di biokop Pathe, Rotterdam, Belanda. Film ini akan diputar setiap hari di berbagai acara festival hingga 31 Januari mendatang. Film ini menjadi film kedua Indonesia yang bertarung di festival ini setelah Babi Buta Yang Ingin Terbang karya Edwin pada 2009.

Ismail Basbeth mengaku agak gugup saat menghadiri pemutaran perdana filmnya. "Posternya saja baru jadi dan saya bawa sendiri dari Indonesia," kata Ismail, yang baru tiba sehari sebelumnya di kota itu.

Poster filmnya akhirnya baru dipasang di berbagai lokasi dua jam sebelum pemutaran film berlangsung. "Tapi saya bersyukur. Walaupun segalanya serba mepet, akhirnya banyak juga yang menonton film ini," kata Ismail.

Bagi Ismail, Another Trip To The Moon ditonton orang jauh lebih penting daripada statusnya sebagai unggulan Tiger Awards. Malam itu sekitar 300 penonton hadir di bioskop berkapasitas 450 kursi tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ismail Basbeth, 30 tahun, sempat mengenyam pendidikan musik tradisional di Bandung sebelum pindah dan menyelesaikan studinya di Jurusan Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dia mulai aktif di dunia film saat terlibat di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2006. Film pendek pertamanya, Hide and Sleep, lahir pada 2008.

Dia kemudian mendirikan perusahaan film independen Hide Project Indonesia dan membuat beberapa film alternatif. Pada 2012 dia terpilih untuk masuk dalam Berlinale Talent Campus. Film pendeknya, Shelter (2011), diputar di Festiva Film Busan dan juga Festiva Film Rotterdam. Film pendeknya yang lain adalah Harry van Yogya (2010), Ritual (2011), Who the Fuck Is Ismail Basbeth (2012) dan Maling (2013).

Selain film Basbeth, film Siti karya Eddie Cahyono juga diputar di Festival Film International Rotterdam 2015 untuk kategori Bright Future Premiere, yang didedikasikan untuk para sutaradara baru yang berbakat. Film Siti pernah diputar di Festival Film International Singapura 2014 dan pemerannya, Sekar Sari, mendapat penghargaan sebagai pemeran utama terbaik.

Dua film pendek Indonesia juga akan diputar di sini di kategori As Long As It Takes: Short. Keduanya adalah Lonely Wolf karya Yusron Fuadi dan Waiting For News karya Yandy Laurens.

ASMAYANI KUSRINI (ROTTERDAM)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

22 Januari 2024

Barack Obama dan Malia Obama. Istimewa
Anak Barack Obama, Malia Obama Debut Sutradara Film Pendek

Anak Barack Obama, Malia Obama hadir dalam festival ini sebagai sutradara dari film pendek The Heart


Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

7 Januari 2024

Emma Stone, pemenang Desert Palm Achievement Award - Aktris untuk
Emma Stone Menerima Penghargaan Palm Springs, Simak Asal-usul Acara Itu

Emma Stone, pemenang Desert Palm Achievement Award - Aktris untuk Poor Things dalam Penghargaan Festival Film Internasional Palm Springs ke-35


Film Satir Bertema Konflik India dan Pakistan Buka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023

26 November 2023

Penyanyi Sal Priadi tampil membuka Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2023 di Empire XXI Yogyakarta, Sabtu malam, 25 November 2023 (TEMPO/Shinta Maharani)
Film Satir Bertema Konflik India dan Pakistan Buka Jogja-Netpac Asian Film Festival 2023

Jogja-Netpac Asian Film Festival kali ini mengambil tema Luminescene yang berarti pijaran.


Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti

26 Oktober 2023

Film Budi Pekerti. Foto: Instagram/@filmbudipekerti
Jakarta Film Week 2023 Resmi Dibuka dengan Film Budi Pekerti

Jakarta Film Week 2023 dihelat pada 25 sampai 29 Oktober 2023 dengan memutarkan total 103 film dari 44 negara.


90 Film dari 54 Negara akan Ditayangkan di Jakarta World Cinema Week Bulan Depan

22 Oktober 2023

Jakarta World Cinema Week. Foto: Klik Film.
90 Film dari 54 Negara akan Ditayangkan di Jakarta World Cinema Week Bulan Depan

Garin Nugroho menyatakan, Jakarta World Cinema Week mampu menghadirkan sebuah festival film internasional dengan jenis lebih beragam.


Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

21 Oktober 2023

Science Film Festival acara tahunan Goethe-Institut kembali hadir mulai tanggal 20 Oktober sampai 6 November 2020 di 24 kota di Indonesia
Science Film Festival ke-14 Dibuka, Goethe-Institute: Sains Bisa Menyenangkan

Festival film Goethe-Institut ini merupakan perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara dan Selatan, Afrika, serta Timur Tengah.


Believer 2: Lanjutan Upaya Detektif Won Ho dalam Believer

8 Oktober 2023

Cuplikan film Believer 2. Dok. Netflix
Believer 2: Lanjutan Upaya Detektif Won Ho dalam Believer

Aktris Korea Selatan, Han Hyo Joo akan tampil dalam Believer 2 sebagai antagonis, Big Knife


Mengenal Busan International Film Festival yang Berlangsung sampai 13 Oktober 2023

6 Oktober 2023

Film Because I Hate Korea yang dibintangi Ko A Sung. Foto: Instagram/@ihatekorea23
Mengenal Busan International Film Festival yang Berlangsung sampai 13 Oktober 2023

Busan International Film Festival telah dibuka pada 4 Oktober 2023. Acara itu berlangsung sampai 13 Oktober.


Deretan 16 Film Indonesia yang Ikut Festival Film Busan

5 Oktober 2023

Film Posesif. Foto: Netflix
Deretan 16 Film Indonesia yang Ikut Festival Film Busan

Berikut adalah daftar film Indonesia yang ikut serta dalam Busan International Film Festival, Korea Selatan yang berlangsung 4-13 Oktober 2023.


Serba-serbi Jakarta Film Week 2023, Digelar di Beberapa Lokasi dan Diikuti 57 Negara

1 Oktober 2023

Konferensi pers Jakarta Film Week 2023 di Ashley Hotel Jakarta, Selasa 26 September 2023. TEMPO/Intan Setiawanty.
Serba-serbi Jakarta Film Week 2023, Digelar di Beberapa Lokasi dan Diikuti 57 Negara

Dimeriahkan sineas lokal dan internasional, Jakarta Film Week 2023 akan hadir di beberapa tempat di Jakarta untuk majukan perekonomian.