TEMPO.CO, Jakarta - Sekumpulan anak muda yang tergabung dalam Komunitas Banteng Muda (KBM) menggelar acara nonton bareng film Di Balik 1998 pada 18 Januari 2015 di Studio XXI Plaza Senayan.
Acara ini diprakarsai Banyu Biru Djarot yang juga dikenal sebagai ketua organisasi Relawan Jokowi-JK dan politikus muda Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. (Baca: Lukman Sardi: 'Di Balik 98' Bukan Film Sejarah.)
Banyu Biru mengatakan seni dan kreativitas adalah barang mahal yang tidak terbeli oleh mata uang apa pun. "Kami mendukung film, musik, teater, olah raga," katanya.
Ini kedua kalinya KBM menggelar acara nonton bareng film Indonesia. Sebelumnya, komunitas ini menggelar acara nonton bareng film Pendekar Tongkat Emas, yang dihadiri Megawati Soekarnoputri, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
Adapun acara nobar Di Balik 1998 dihadiri Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri; politikus PDI Perjuangan yang juga tokoh reformasi yang ikut diculik pada 1998, Budiman Sudjatmiko; serta sejumlah aktivis lain.
Menurut Hanif, reformasi 1998 telah membuat negara Indonesia menjadi seperti sekarang. Menurut dia, pemerintah Jokowi akan terus mengawal buah reformasi ini.
"Film ini realistis dan tidak lebay atau berlebihan. Bagus untuk ditonton. Salut kepada Lukman Sardi," kata Banyu Biru."(Baca: Lukman Sardi : Bikin Film Pertama Sudah Ada Somasi.)
Film panjang pertama Lukman Sardi sebagai sutradara ini mengambil latar tahun 1998, ketika mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut turunnya Soeharto.
"Dulu saya dan kawan-kawan ikut turun ke jalan bersama para aktivis senior yang ikut nonton bareng ini. Ini seperti menonton perjuangan kami sendiri," kata Banyu Biru.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Gitaris Metal Berjilbab di Mata Pemain Band
Ciuman di Playboy, Rihanna Kagumi Leonardo
Gadis Jelita Ini Tantang Ahok Sediakan Toilet Umum
Penyanyi Swedia Berfoto Kenakan Kondom di Betis