TEMPO.CO , Jakarta:Hujan pagi yang riuh. Suara bersahutan dari penghuni beberapa rumah nyaris memenuhi salah satu lorong di Jalan Paccerakkang, Makassar. Riuh, rasanya seperti menemukan gumpalan garam dalam telur dadar yang asin.
Perupa Ahmad Anzul menggambarkan suasana pagi dengan hujan garam, ada bibir merah yang tak mau diam, lalu ada telinga yang dipenuhi kebisingan. Lukisan seri Kampung Garam #32 yang berjudul Hujan Pagi 1 ini menggunakan kombinasi warna merah, kuning, dan hitam, serta garam yang berwarna putih.
Hujan Senja adalah judul lukisan seri Kampung Garam #35. Mengisahkan rasa kesepian saat usia mulai senja, anak-anak yang mulai tumbuh sibuk dengan aktivitasnya masing-masing yang disimbolkan dalam rupa ikan warna-warni. Senja yang sepi, hanya kursi dan ranjang kosong, teman berbincang. Bibir putih itu mengatup.
Lukisan berukuran 100 x 150 sentimeter ini pernah dipamerkan dalam Binne Makassar Art Exhibition pada 18-20 Agustus 2014. Juga pada acara Sastra Kepulauan VIII di Fort Rotterdam, 25-26 Oktober lalu.