TEMPO.CO, Denpasar - Sebanyak 30 seniman dari tiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Filipina, menampilkan sekitar 50 hasil karyanya dalam pameran seni rupa, di Bentara Budaya Bali, Ketewel, Gianyar, 17-23 Januari 2015.
Pameran bertajuk ‘SAMA-SAMA’ itu merupakan kolaborasi antara ArtMalaysia, The Arts Prints Alley, Cebu Artist Ink, Wina Gallery, serta Bentara Budaya Bali. Selain menghadirkan karya-karya dua dimensi, dipamerkan pula karya tiga dimensi berupa instalasi, multimedia, hingga performing art.
“Gagasan mengenai tema ‘SAMA-SAMA’ berangkat dari adanya kesamaan rumpun budaya dan bahasa dari kawasan Asia Tenggara,” kata kurator Anthonius Kho, Jumat, 16 Januri 2015.
Pameran ini merupakan rangkaian dari pameran-pameran sebelumnya, yang digelar di Kuala Lumpur dan Malacca. Pada 14-17 Agustus 2014 lalu, yakni dalam perhelatan ArtMalaysia Art Tourism Fair/AATF dihadirkan eksibisi bertajuk ‘Now Art is for Everyone’, yang diikuti oleh seniman dari empat negara, yaitu Indonesia, Iran, Filipina, dan Malaysia.
Selanjutnya pada 12-21 Oktober 2014, diselenggarakan Langkawi Art Biennale, yang diikuti oleh lebih dari 250 seniman dari 40 negara. Acara tersebut bertema ‘Migration’.
Acara serupa berlanjut dengan digelarnya Malacca International Art Festival/MICAF, di Malacca, yang diikuti oleh ratusan seniman terpilih dari berbagai negara di dunia, termasuk dari Indonesia.
Dalam pameran di Bentara Budaya Bali, seniman dari Indonesia yang terlibat, antara lain Antonius Kho, Diyano Purwadi, Putu Sudiana Bonuz, Djunaidi Kenyut, IGN Sura Ardana, Made Somadita, Made Supena, Putu Edy Asmara, Ketut Lekung Sugantika, Imam Nurofiq, Ridi Winarno, Lindu Prasekti, Syahrizal Koto, Made Arya Dedok, Ketut Kabul Suasana, Made Kaek, Made Dollar Astawa, Nyoman Sujana Kenyem, Ketut Adi Candra, Nyoman Sani, Uuk Paramahita, Putu Bambang Juliartha, Tien Hong, Atmi Kristiadewi.
Dari Malaysia hadir Asghar Yaghoubi, Martin Wood, Debora Teo Linang, Koh Shim Luen, Maxine Xie Xianxin, Tey Beng Tze, Rat Heist. Sedangkan dari Filipina, hadir seniman seperti Celco Pepito, Ross Capili, Angelico Vilanueva, Fe Madrid Pepito, Danny Pangan, Joe Datun.
Diskusi seni rupa juga menjadi agenda acara, yang akan berlangsung pada Minggu, 18 Januari 2015. Tampil sebagai , pembicara, antara lain Martin Wood, seorang pelukis kenamaan asal Malaysia, yang juga pendiri Martin Wood Art Gallery; Ross Capili, seniman asal Filipina; serta Anthonius Kho.
Para pembicara dalam acara diskusi itu akan mencoba memetakan posisi dunia seni rupa Asia serta makna berbagai program art fair atau art bienniale, seperti ArtMalaysia Art Tourism Fair/AATF, Langkawi Art Biennial/LAB 1, Malacca International Art Festival/MICAF, yang berlangsung sepanjang tahun 2014 dan 2015.
Berbagai peristiwa seni rupa tersebut akan diperbandingkan pula dengan peristiwa-peristiwa serupa di belahan dunia lainnya. Selain itu akan dibahas pula kecenderungan karya-karya mutakhir para perupa tiga negara tersebut bila dibandingkan dengan karya-karya kontemporer seniman-seniman dari regional lain.
ROFIQI HASAN
Baca juga:
Perang Sedan Mewah di Detroit Auto Show
Evakuasi Kabin Air Asia Dibayangi Awan Kumulonimbus
Jalan Bernama Bupati Mojokerto Senilai Rp 15 Miliar
Harga Minyak Lesu, Schlumberger Pecat Karyawan