TEMPO.CO, Yogyakarta - Musisi Glenn Fredly mengaku tak setuju jika Menteri Perhubungan Ignasius Jonan seketika melenyapkan tarif penerbangan murah, pasca tragedi yang menimpa pesawat Air Asia QZ8501 awal tahun ini.
"Pasti dampaknya akan besar, seperti sektor pariwisata dan ekonomi," ujar Glenn saat ditemui di Kota Yogyakarta Rabu 14 Januari 2015.
Musisi berdarah Ambon itu, meminta pasca kejadian Air Asia yang mengangkut 155 penumpang jurusan Surabaya-Singapura lalu, Menteri Jonan dan jajarannya, bisa meningkatkan pengawasan standar operasional maskapai dalam aspek fasilitasi keamanan.
"Juga soal ketertiban maskapai pada regulasi," tuturnya. "Ngapain juga ada tarif murah, tapi bikin khawatir penumpang karena semua ternyata melanggar aturan," kata Glenn menambahkan.(Baca : Glenn Fredly: Pemerintah Lamban Tangani Sinabung)
Glenn justru berharap, ada semacam jembatan antara regulasi pemerintah dan maskapai, agar penerbangan yang tarifnya murah tapi fasilitas keamanan dan ketertiban rute tetap terjamin. "Itu bagaimana caranya, seperti ada subsidi," kata dia.
Pelantun lagu 'Januari' itu pun sangat apresiatif dengan langkah Jonan yang langsung mengevaluasi jajaran birokrasinya pasca kejadian Air Asia.
Pasca kejadian Air Asia, terkuak sejumlah pelanggaran perizinan rute maskapai yang diduga kuat turut melibatkan birokrasi internal Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Jonan pun telah mencopot dan mengganti sejumlah petinggi direktorat itu pekan lalu.
"Mungkin caranya Menteri Jonan (membenahi dunia penerbangan komersil) lewat birokrasi seperti itu, tak masalah. Biar ketemu semua masalahnya," kata dia.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler
Empat Juri Kondang dalam ajang Asia Got Talent
Alasan Sutradara Angga Membuat Film Unsur Politis
PK, Film India Paling Laris Sepanjang Masa
Pemerintah Kota Tangerang Segel Karaoke Inul Vista