TEMPO.CO, Slawi - Sebelum sakit komplikasi menggerogoti tubuhnya, Ki Slamet Gundono ternyata pernah membuat film pendek bersama fotografer ternama asal London, Inggris, Hugo Tillman. Namun, film tersebut belum sempat diluncurkan karena dalang kondang peraih Prince Claus Award 2005 itu terburu mengembuskan napas terakhirnya di Solo pada 5 Januari 2014.
"Film itu berjudul Longan," kata mantan manajer Ki Slamet, Honggo Cahyo Utomo, pada Ahad, 11 Januari 2015. Longan adalah kata dari bahasa Jawa yang artinya kolong. Rencananya, pemutaran perdana film berdurasi sekitar 30 menit itu akan dilakukan di Desa Dukuh Salam, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, pada Ahad malam, 11 Januari 2015.
Pemutaran film Longan menjadi puncak acara Festival Hujan yang diselenggarakan sejak Senin pekan lalu. Selain memperingati satu tahun meninggalnya Ki Gundono, festival yang menampilkan beragam pertunjukan itu juga sebagai upaya melestarikan ide yakni, bersahabat dengan hujan, yang digagas dalang wayang Suket itu.(Baca : Slamet Gundono Dinobatkan sebagai Pahlawan Kesenian )
Sesuai judulnya, dalam film berdurasi sekitar 30 menit itu, Ki Gundono mendalang sambil berbaring dan berguling-guling di bawah kolong ranjang. Di atas ranjang, dua penari menampilkan adegan khas sintren, tari tradisional khas pesisir Pantai Utara (Pantura) Jawa yang masih sarat dengan nuansa mistik.
"Kaki ranjangnya sudah dimodifikasi. Sehingga kolongnya cukup luas untuk tubuh bongsor Mas Gundono," kata Honggo. Ide pembuatan film itu bermula dari curhat Hugo via surat elektronik pada medio 2012. "Hugo ingin menelusuri peninggalan leluhurnya di Jawa. Dia telah mengumpulkan benda-benda kuno seperti topeng, wayang, dan keris," ujar Honggo.
Hugo juga meminta dicarikan dalang yang bisa menerjemahkan idenya yang cukup absurd ihwal tipisnya sekat antara dunia nyata dan alam gaib, tempat para leluhur bersemayam. Singkat cerita, Hugo langsung klop dengan Gundono yang terkenal sebagai dalang nyempal alias pemberontak pakem pewayangan.