TEMPO.CO, Yogyakarta - Untuk memperingati Hari Antikorupsi Sedunia, Teater Gandrik menggelar pementasan di Yogyakarta pada 9 Desember 2014. "Kami kebetulan sedang ingin-inginya mencoba estetika baru dalam bermain teater, lalu ada event hari antikorupsi ini, dan kami jajal sebagai panggung pertama," kata anggota teater Gandrik, Kusen Alipah Hadi atau akrab disapa Kusen Ali, di Balai Kota Yogyakarta, Senin, 8 Desember 2014.
Dalam peringatan hari antikorupsi ini, Teater Gandrik berencana tampil selama 1,5 jam dengan menampilkan Tangis karya Heru Kesawa Murti, pendiri kelompok teater ini.
Pentas teater ini akan berlangsung di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjosumantri Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada pukul 18.30 WIB. Sejumlah aktor kawakan Gandrik, seperti Butet Kartaredjasa, Jujuk Prabowo, Susilo Nugroho alias Den Baguse Ngarso, dan Sepnu Heryanto akan terlibat dalam pementasan ini.
Kusen menuturkan, setelah kurang-lebih 30 tahun berkarya di dunia panggung teater, Gandrik merasa adanya stagnasi yang membuat kelompok tersebut membutuhkan penyegaran. "Dalam refleksi hari antikorupsi ini kami mencoba kembali memainkan basic Gandrik, yakni dramatic reading," kata Kusen.
Dramatic reading atau pementasan dengan membaca teks merupakan konsep yang ditingggalkan Gandrik setelah laris berpentas. Konsep yang sering dibawakan saat masih tampil keliling kampung pada 1980-an awal itu diadopsi kembali guna mengolah rasa pemain dan hubungan dengan penonton.
"Dengan konsep sekarang, Gandrik sering kebingungan ketika ada interaksi yang diberikan penonton, padahal dulu dengan konsep itu cukup luwes," ujar Kusen yang akan terlibat dalam karya yang digarap Agus Noor itu.
Dramatic reading digambarkan seperti sketsa dalam sebuah karya lukisan. Penonton bisa mengetahui seperti apa penampilan teater itu karena dikemas dengan bentuk mirip latihan. (Baca juga: Pentolan Teater Gandrik Heru Kesawa Murti Meninggal Dunia)
"Meskipun gambar belum jadi, penonton sudah tahu dari sketsanya. Ini jadi tantangan baru. Kami eksplorasi lagi bentuk dasar teater yang tak berjarak," kata Kusen.
Kusen menuturkan tak banyak lagi kelompok yang mempertahankan konsep dramatic reading ini. Di Yogya, salah satu kelompok yang masih eksis menampilkan konsep itu dengan berkeliling kampung adalah Sego Gurih.
Lakon yang dipentaskan Teater Gandrik ini berasal dari dua naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang digabung. Yakni naskah Juragan Abiyoso dan Tangis itu sendiri. Lakon ini bercerita tentang perjalanan seorang pengusaha yang bangkrut akibat mengurus perusahaan dengan cara-cara korup.
Dalam kaitan dengan peringatan hari antikorupsi ini di Yogya, Dhedy Adi Nugroho, anggota staf Fungsional Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi, mengatakan KPK melibatkan kelompok budayawan dan akademikus untuk berkampanye serta menghadirkan sedikitnya 100 gerai yang memuat profil perusahaan negara dan 26 kementerian.
Dhedy mengatakan semua pihak diajak membantu mengkampanyekan semangat antikorupsi dengan menampilkan upaya pencegahan korupsi di instansi masing-masing. Gerai-gerai itu akan didirikan di gedung Graha Saba Pramana UGM selama 9-11 Desember 2014.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler
Christine Hakim: Ibarat di Film, Ahok Peran Utama
Berkunjung ke Cina, SBY Pamer Selfie
Ada Gigi dan Shaggy Dog di Proklamasi Antikorupsi
Eko Supriyanto Akan Tur Dunia Cry Jailolo
Paul McCartney Mengenang John Lennon