Dalam pementasan ini, Nano Riantiarno, menempelkan sebuah kalimat kunci, 'Sesudah Musibah Adakah Berkah?' Nano menyisipkan banyak pesan terkait perpolitikan dan kondisi negara saat ini. (Baca :Republik Cangik, untuk Suara Perempuan )
Kondisi pergantian pimpinan negara dihadapkan pada harapan masyarakat, akankah pemimpin baru menghadirkan berkah pada kondisi bangsa? Atau akan menghantar pada musibah lain? seperti yang lalu.
Humor dan kritik saling dilontar tanpa henti oleh para lakon, para penonton dihantar pada kondisi satir, penonton kerap menertawakan keadaan yang sesungguhnya miris. Penonton akan dipertemukan pada kondisi yang sesungguhnya dekat dalam kondisi politik keseharian.
Pementasan kali ini, Teater Koma memberi porsi keberadaan wanita yang bisa bermain di balik panggung politik. Cangik, punakawan perempuan yang satu ini menjadi salah satu tokoh yang bermain cantik untuk bisa mendorong seorang calon Maharaja yang mematuhi segala inginnya.
Mimpi-mimpi dan harapan masyarakat terhadap sosok pemimpin ideal dihadirkan lewat karakter enma, calon Maharaja yang mendaftarkan diri. Meski ini di Suranesia, kondisinya tidak jauh beda dengan di Indonesia. Pementasan Republik Cangik ini akan digelar selama sepuluh hari di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru mulai 13 sampai 22 November 2014.
AISHA SHAIDRA
Berita Terpopuler
Pasar Seni ITB, Ahad Ini Bandung Bakal Macet
Solange Knowles, Adik Beyonce Menikah
Pasar Seni ITB Bakal Hasilkan 28 Ton Sampah
Kendall Jenner Tak Kencan dengan Justin Bieber