TEMPO.CO, Jakarta - Pemain film Ernest Samudera belum mau menyebut dirinya aktor. Pemeran Njohre dalam 3 Nafas Likas ini mengatakan seorang pemain film hanya bisa disebut aktor setelah melalui serangkaian pengalaman yang sangat panjang. Seorang aktor juga bisa dibedakan dengan sekadar pemain film dari banyaknya tabungan rasa yang mereka miliki.
"Aktor adalah orang yang sudah melewati masa at least 30 tahun. Sudah melewati asam-garam kehidupan, dan mempunyai tabungan rasa," ujarnya kepada Tempo saat ditemui di kantor Oreima Films di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, Rabu tiga pekan lalu. (Baca: Jadi Taruna, Ernest Samudera Pantang Makan Nasi)
Tabungan rasa, kata pria 25 tahun ini, adalah pengalaman merasakan emosi. Misalnya, saat mengalami suatu hal, Ernest selalu berusaha tidak berfokus pada peristiwa atau terlalu terbawa keadaan. Ia memilih untuk berfokus pada apa yang ia rasakan terhadap kejadian itu.
"Misalnya saya dilecehkan orang atau marah karena mobil saya ditabrak dan lain sebagainya, saya enggak fokus sama mobil ditabrak, tapi fokus pada, 'Oh, begini ya rasanya marah. Oh, begini rasanya sakit. Oh, begini rasanya, misalnya, dikasih tahu mama sakit.' Nah, paniknya itu saya rasain, kalau saya lagi sakit itu saya rasain, rasa itu saya simpan," ujarnya.
Tabungan rasa ini akan ia gunakan saat main film. Misalnya, ketika ia harus berakting marah, ia akan mengingat dan mengeluarkan rasa marah yang pernah ia alami sebelumnya. Anak keempat dari lima bersaudara ini melakukannya agar aktingnya benar-benar nyata dan dari hati, tak hanya tampak di muka.
Ernest mengaku belajar tentang tabungan rasa dari pergaulannya dengan sesama pemain film dan teater. Ia memang mengawali karier dari dunia teater. Ia mulai belajar akting saat masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Saat itu ia bergabung dengan Teater Keliling selama lebih dari tiga tahun. Lakon pertamanya adalah menjadi seorang banci yang hidup di lingkungan masyarakat yang rasis.
Aktingnya di panggung Taman Ismail Marzuki itu membuat ibunya terpingkal-pingkal. Sempat absen selama tiga tahun karena melanjutkan pendidikan ke negeri jiran, Ernest kembali dan memutuskan ikut casting film. Sebelumnya ia kerap meremehkan pekerjaan akting di film.
Ia mendapat peran pertama sebagai Said di Negeri 5 Menara. Lalu, berturut-turut ia bermain sebagai Abdi di Sang Kiai dan sebagai Njohre di 3 Nafas Likas. Pria kelahiran Jakarta, 25 tahun silam ini juga bermain dalam film tentang tragedi 1998, Di Balik Pintu Istana, yang disutradarai Lukman Sardi.
KARTIKA CANDRA
Topik terhangat:
APEC | TrioMacan | Kisruh DPR | Susi Pudjiastuti | Lulung Dipecat
Berita terpopuler lainnya:
Bocah-bocah Anti-Anarkistis
Kisah Tentang Koperasi Nonggup
Konser Jazz Ijen Diprotes Aktivis Lingkungan