“Ini baru karya seni. Bisa langsung dilihat prosesnya dan segala bentuk kerumitan sebelum menjadi sebuah karya,” kata Sulastri, pengunjung, memberi penghargaan.
Di sudut yang lain, di atas sebuah panggung sederhana, para pekerja seni lainnya bergabung dengan band-band indie Makassar yang unjuk gigi. Pertunjukan tari, musikalisasi puisi, teater, serta permainan musik menjadi hiburan tersendiri untuk pengunjung Orange Fest yang ketiga tahun ini.
Total jenderal Orange Fest 2014 sukses, karena seperti tak pernah sepi di setiap hari pergelarannya. Pada hari terakhir, panitia menawarkan konsep “sehari boleh gila”. Beberapa orang lalu terlihat bergaya aneh. Ada yang berpenampilan menyerupai polisi, suster, monster, hingga ibu hamil. Mereka terlihat sibuk mengganggu pengunjung. Namun, ada pula yang mengajak mereka berfoto.
Para “orang gila sesaat” tersebut bahkan unjuk kebolehan. Mendengar musik dari arah panggung, tanpa aba-aba, mereka membuat barisan lalu berjoget bersama. Melenggok bersama, walau tak keruan gaya mereka.
Ketua Panitia, Syahrul Fadil, mengatakan kegiatan tahun ini menghimpun seluruh pekerja seni kreatif dari seluruh kalangan di Makassar. Ia berharap, dengan acara seperti ini, para pengunjung, khususnya kawula muda, bisa lebih berpikir kreatif. “Bagi orang-orang yang masih bingung mau ke mana, kami mewadahi itu,” ucapnya.
SUTRISNO ZULKIFLI
Berita lain:
Pengusaha dan Pejabat Ini Sambut Jokowi di Beijing
Di APEC, Jokowi Promosi Visi Maritim Indonesia
Guru Ngaji Ini Sodomi 27 Murid SD di Tasikmalaya