Anil beranggapan laki-laki itu setara dengan perempuan secara intelektual. Menurut dia, laki-laki tak memiliki keistimewaan lebih dalam hal menulis. “Sama saja dengan perempuan,” kata penulis yang telah menerbitkan antologi puisi Rindu Laut ini.
Bahkan ketika berkeluarga pun seorang perempuan bisa tetap menulis. Anil meyakinkan itu berdasarkan pengalamannya sendiri. “Asal memiliki manajemen waktu yang baik,” katanya.
Risma Niswaty, mantan komisioner di Komisi Pemilihan Umum Gowa, menawarkan cerita dari sudut pandang istri seorang penulis. Risma mengaku bahwa dirinya bukan seorang penulis tulen. Dia menawarkan pengalamannya hidup bersanding dengan seorang penulis, yakni almarhum Ahyar Anwar. “Kak Ahyar dulu kalau sudah masuk dalam kamarnya, dan pintunya tertutup, maka tidak boleh ada yang masuk. Siapa pun dia,” katanya.
Pengalaman penulis muda didapat dari Wawan Kurniawan, mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Makassar. Wawan berkata, dengan menulis, ia mencoba mencari jati diri yang sesungguhnya. “Saya mampu mendengar dan menegur diri sendiri dengan menulis,” ucapnya.
Wawan mengatakan dirinya bisa menceritakan masa lalu dan masa depan lewat tulisan. Menulis, bagi dia, adalah sebuah kebahagiaan. “Saya merasa tidak pernah menemukan alasan untuk berhenti menulis,” katanya sambil menambahkan, “Sebab, menulis hari ini akan menjadi penanda saya untuk masa depan, sekaligus mengoreksi tentang apa yang telah saya lakukan.”
SUTRISNO ZULKIFLI
Berita lain:
Landasan Pacu Susi Air Diduga Tak Berizin
Izin Landasan Pacu Susi Air Dipersoalkan
Kapolri: Arsad Ditahan Bukan karena Hina Jokowi