TEMPO.CO, Jakarta - Perupa Setiawan Sabana, 63 tahun, ingin kembali terjun ke dunia seni grafis tahun depan. Lebih dari satu dekade ia tak lagi mencetak karya grafis setelah suntuk mengolah medium kertas sejak 1998.
Keinginan itu tercetus setelah pengelola Galeri Soemardja ITB menggelar pameran seni grafis karyanya. Bertajuk "Diagnosis", pameran tersebut tengah berlangsung berlangsung sejak 24 Oktober hingga 14 November 2014. "Saya tidak benar-benar meninggalkan seni grafis," kata Sabana, Senin, 27 Oktober 2014.
Lulusan Seni Grafis ITB 1977 itu ingin menjajal seni grafis baru dengan tema, peralatan, bahan dan teknik yang khas Indonesia. Dia menilai seniman grafis perlu mencari kekuatan lokal dan tidak lagi mengacu pada seni grafis di Eropa atau Jepang. "Tradisi seni grafis di luar sudah ratusan tahun. Kita selama ini belajarnya ke Barat," ujarnya. (Baca: Seni Masih Dianggap Hobi Bagi Sebagian Orang)
Penggarapan seni grafis itu nantinya bersanding dengan pengolahan karya-karya kertasnya. Guru Besar Seni Rupa dan Desain Grafis ITB itu berharap dengan kembalinya dia ke karya cetakan, seniman muda banyak jadi yang tertarik dan menggarap seni grafis.
Salah seorang kurator pameran Sabana, Danuh Tyas, mengatakan dosen senior itu seperti legenda hidup di kampus. Sejumlah mahasiswa sempat penasaran dengan mitos Sabana sebagai seniman grafis. "Mereka selama ini jarang melihat karya grafis beliau karena beda zaman. Pameran ini menjawab mitos itu," katanya.
ANWAR SISWADI
Berita Terpopuler
Kim Kardashian Terharu Lihat Kinerja Adiknya
Takut Pro Kontra, Jupe Akan Nikahi Pendonor Sperma
Nia Ramadhani Sempat Khawatir Anaknya Sekolah
Kim Kardashian Merasa Seksi, Akibat Ulah Suaminya