Beberapa ritual ditampilkan di atas panggung, di antaranya mappalili, mappadendang, dan maggiri. Seluruh ritual diiringi tabuhan gendang, yang menegaskan nilai magis yang cukup kuat.
Menyaksikan kondisi sosial masyarakat kembali damai, aman, tenteram, dan sejahtera, Sangiang Seri berpesan, “Jika kalian mampu membatasi tindakan, nafsu, perkataan, maka Sangiang Seri akan mendatangkan hasil yang berlimpah ruah.”
Pementasan ini tidak banyak menggunakan dialog karena mengusung konsep eksperimental. Sutradara lebih banyak mengolah aktor-aktornya. Juga ada banyak permainan simbol di atas panggung. “Bambu itu disimbolkan sebagai senjata, seperti tombak, badik, dan senjata buruan lainnya,” ujar Ilman. Lalu ada penggunaan serangkaian bambu berbentuk bagan yang diartikan sebagai rumah, jalan, gunung, dan sebagainya sesuai dengan latar yang sedang dimainkan.