Keduanya berbeda dengan Wawan Kurniawan. Mahasiswa psikologi dari Universitas Negeri Makassar ini berpendapat bahwa hal erotik itu perlu untuk dipelajari. Salah satu caranya adalah membaca karya-karya erotik. “Tapi perlu melakukan kontrol untuk mengendalikannya,” katanya.
Dosen ilmu budaya Universitas Hasanuddin, Alwy Rachman, mengatakan menonton film porno adalah bagian dari sensasi penasaran orang muda. “Akan berbeda jika sudah melewati usia gunung api seperti saya,” katanya, sambil bergurau.
Menurut Alwy, hal erotik bukan sesuatu yang salah. Dia mencontohkan, di Amerika, penulis erotik adalah sebuah pekerjaan yang menjanjikan. “Ini semacam demokratisasi,” katanya.
Dulu, Alwy menyebutkan, karya-karya sastra identik dengan kalangan bangsawan, seperti William Shakespeare (1564-1616), yang menulis sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan puisi. Ada pula I La Galigo.