TEMPO.CO , Jakarta:Marissa Anita (Baca: Marissa Anita, Pernah Anoreksia Saat Remaja) asyik melahap salad hijau meski dengan porsi yang tak banyak, tapi salad itu tak kunjung habis. Marissa tampak menikmati makannya sambil sesekali menyapa peserta audisi teater yang baru datang. Kemudian, Marissa memberikan briefing tentang audisi hingga mengobrol dengan peserta audisi. Terkadang, ia masuk ke dalam ruang audisi untuk sekadar melihat para peserta yang sedang menunjukkan bakatnya.
"Aku sudah biasa kok multitasking," katanya sambil mengunyah salad hijau segar itu.Makan dengan lahap bukan pula kebiasaannya sejak kecil. Dulu, ia pernah terkena penyakit anoreksia atau masalah gangguan makan di mana tubuhnya menolak untuk makan alias kehilangan selera makan.
Penyakit itu berawal ketika Marissa berusia 14 tahun. Berat badannya kala itu hanya 38 kilogram. Merasa bentuk tubuhnya kerempeng dan tak sebagus rekan-rekannya, ia lantas mengkonsumsi vitamin untuk mendongkrak bobot tubuhnya. Hasilnya, berat badannya naik 10 kilogram menjadi 48 kilogram.
Itulah bobot tubuh terberat yang pernah ia alami sepanjang hidupnya. Tapi, peningkatan berat badan yang drastis itu ternyata membuat Marissa malah minder. Ia malu karena merasa tubuhnya menjadi sangat gemuk. Akibatnya, Marissa memutuskan untuk berhenti makan.
Dalam sehari, ia hanya satu kali makan. Itu pun berupa semangkuk besar sayur bayam dengan ati. Bila rasa lapar menyergap, Marissa hanya melahap enam buah jeruk atau apel. Akibat diet ketat yang tak terkontrol ini membuat Marissa sering jatuh sakit dan pingsan karena lemah. (Baca: Marissa Anita Puluh di Meja, 'Ngingetin' Politikus)
Orang tuanya khawatir terjadi apa-apa dengan putrinya itu. Ketika dibawa ke dokter, Marissa hanya divonis kurang gizi. "Selama enam tahun itu, sepertinya orang tuaku tidak sadar kalau aku punya penyakit anoreksia," kata wanita yang saat ini berbobot 47 kilogram dengan tinggi 168 sentimeter ini.
MITRA TARIGAN
Terpopuler
Ada Geng Motor dalam Esai
Komunitas Ngamen Intelek Tema Bung Hatta Teladanku
Mahathir Hadiri Pemutaran Film Soekarno di Malaysia
KPI: Waspadai 5 Tayangan Kartun Anak