TEMPO.CO, Jakarta: Pada hari Senin, 15 September 2014, presiden dan wakil presiden terpilih Indonesia, Jokowi-JK, mengumumkan komposisi kabinetnya. Wanda Hamidah, (baca: Debat Cawapres, JK Banyak Dibicarakan di Twitter) salah seorang politikus dan pendukung Jokowi sejak capres dulu, meminta Jokowi belajar dari kesalahan pemimpin-pemimpin sebelumnya.
"Sebenarnya saya tak terlalu paham mengenai struktur kabinet. Bagi saya, yang terpenting Pak Jokowi harus mempersiapkan kabinet yang langsing, efektif, efisien, tidak penuh dengan kepentingan kelompok atau parpol. Jadi ketika dipilih, mereka harus pro-rakyat. Jangan mau memajukan menteri yang tersandera oleh kepentingan parpol," ujar Wanda kepada Tempo saat dtemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa, 16 September 2014.
Wanda pun membandingkannya dengan kabinet yang dibuat oleh Presiden SBY, di mana hampir semua menterinya dipenjara karena terlalu mementingkan kepentingan partai politik. (Baca: Ini Status Blackberry Wanda Sebelum Diciduk BNN)
"Jadi jangan sampai di era kepemimpinan Jokowi nanti, ada menteri yang masih terikat dengan kepentingan parpol. Jokowi harus belajar dari kepemimpinan sebelumnya. Jokowi harus berkomitmen dengan koalisi tanpa syaratnya," ujar Wanda tegas.
Dalam rincian arsitektur susunanan kabinet Jokowi-JK, pada posisi menteri akan diisi 18 profesional non-partai. Sisanya, 16 menteri dari profesional partai.
ANINDYA LEGIA PUTRI
Terpopuler
Aktor Porno Jepang Lebih Langka dari Harimau Benggala
Beyonce Kunjungi Museum, Ketahuan Hamil Anak Kedua
Ini 5 Selebritas yang Membenci Diet