TEMPO.CO, Jakarta - Majalah Tempo meraih penghargaan Apresiasi Media Cetak dalam ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) ke-3 di Istana Maimun Medan, Sumatera Utara, pada Sabtu, 13 September 2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Badan Perfilman Indonesia memberi anugerah tertinggi berupa penghargaan utama dan penghargaan khusus untuk insan film serta media cetak dan noncetak.
Meski sempat diguyur hujan, acara malam anugerah AFI berlangsung meriah karena dihadiri puluhan artis dan komunitas film dari seluruh penjuru Nusantara. Turut hadir para pegiat film, seperti Riri Riza, Joko Anwar, Alex Komang, Nia Zulkarnaen, Ari Sihasale, dan Happy Salma, dalam penghargaan Piala Dewantara yang tahun ini memasuki tahun ketiga. (Baca: Apresiasi Film Indonesia Harus Ada Unsur Edukasi)
AFI ke-3 juga memberikan penghargaan khusus kepada almarhum Idris Sardi karena dinilai memberikan banyak kontribusi untuk perfilman Indonesia semasa hidupnya. Panitia memberi kesempatan kepada Lukman Sardi, anak Idris Sardi, memainkan biola untuk ayahnya dalam 15 menit tribute to Idris Sardi.
Berikut ini daftar pemenang Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2014.
Penghargaan Utama:
1. Apresiasi Film Cerita Panjang Bioskop: Sebelum Pagi Terulang Kembali
2. Apresiasi Cerita Film Cerita Panjang Nonbioskop: Something in the Way
3. Apresiasi Film Pendek: Maryam
4. Apresiasi Film Dokumenter: Marah di Bumi Lambu
5. Apresiasi Film Animasi: Pret
6. Apresiasi Film Anak: Sepatu Dahlan
Penghargaan Khusus:
1. Apresiasi Sutradara Perdana: Anggun Priambodo - Rocket Rain
2. Apresiasi Poster Film: Sebelum Pagi Terulang Kembali - Cangkir Kopi, Transparency International Indonesia
3. Apresiasi Film Independen Pelajar: Penderas dan Pengidep
4. Apresiasi Film Independen Mahasiswa: Sepatu Baru
5. Apresiasi Komunitas: Komunitas Tikar Pandan (Aceh)
6. Apresiasi Festival Film: Festival Film Pelajar Jogja
7. Apresiasi Pendidikan Film: Kampung Halaman
8. Apresiasi Media Cetak: Majalah Tempo
9. Apresiasi Noncetak: Cinema Poetica
10. Apresiasi Adi Insani: Gatot Prakosa
Namun AFI ke-3 ini diprotes sejumlah pegiat film asal Medan. Andi Parulian Hutagalung, sutradara Permata di Tengah Danau, mengatakan, sebagai pemenang festival film dokumenter di Bali, mereka sebenarnya berhak masuk nominasi AFI. Namun, entah apa sebabnya, menurut Andi, panitia menolak film dokumenter berdurasi pendek diikutsertakan dalam kategori nominasi.
SAHAT SIMATUPANG
Berita Terpopuler
Ini Nominasi Film Terpuji Festival Film Bandung
Konser Jakarta Dekade Hadirkan Karya Musikus Lawas
Film Soekarno Merajai Nominasi FFB 2014
Cut Tari Bersaing dengan Aty Cancer di FFB 2014