4. Diet dan bulimia
Tina baru sadar dirinya mesti mengubah tubuhnya yang gemuk setelah dokter keluarga yang merawatnya sejak kecil memberi peringatan, "Kamu itu terlalu gemuk dan sudah obesitas, bisa membahayakan diri." Dari situlah Tina mulai menyadari untuk serius melakukan diet ketat. Tina juga melakukan olahraga lari dan renang.
Dia hanya makan sayur dan buah, tidak makan karbohidrat dan tidak bersantap pada malam hari. Tina pun rajin menghitung setiap kalori yang dimakan. Di kamarnya, Tina mulai meletakkan timbangan yang dipakainya setiap melakukan kegiatan untuk menyusutkan tubuh. Bobot tubuhnya pun pernah susut hingga 17 kilogram. Ketatnya Tina menerapkan pola makan dan olahraga teratur ini akhirnya membuahkan hasil. Tubuhnya mulai mengecil.
Sayang, ada hal lain yang kemudian dialami Tina, yaitu terkena bulimia. Hal ini bermula dari pengalaman ketika memperhatikan seorang model yang makan banyak tapi badanya tetap kurus. Dia perhatikan ternyata ketika di toilet si model memuntahkan semua yang dimakannya.
Tina lalu mencari tahu tentang kebiasaan ini melalui Internet, yang ternyata disebut bulimia nervosa. Tina akhirnya terkena bulimia ketika dalam sebuah show di luar kota dia dijamu makan sea food sebanyak-banyaknya serta kue-kue khas daerah yang dikunjunginya. Saat bercermin di hotel, ia melihat perutnya membuncit. Perlahan, Tina memasukkan tangannya ke tenggorokan supaya merangsang rasa enek dan membuatnya muntah. Sejak itu Tina selalu makan banyak tapi memuntahkan semua yang dimakannya.