TEMPO.CO, Jakarta - Robin Williams disebutkan mengalami depresi berat sebelum kematiannya. Asumsi yang berkembang, depresi yang dialaminya disebabkan oleh masalah keuangan yang melilit Williams.
Namun, hal tersebut dibantah oleh juru bicara Robin Williams, Mara Buxbaum. Dilansir Femalefirst, Jumat, 15 Agustus 2014, Buxbaum menjelaskan, "Williams disebut-sebut punya masalah keuangan, itu tidak benar. Satu hal yang patut disyukuri justru keberkahan atas pendapatan Williams. Saya tahu betul kondisi keuangannya," kata Buxbaum.
Baca Juga:
Meski begitu, Buxbaum membenarkan bahwa Williams memang mengalami depresi berat. "Williams menderita depresi berat itu tidak akan terjawab penyebabnya apa, kita tidak tahu. Kalian bisa berspekulasi sesuai apa yang kalian inginkan," ujarnya. (Baca: Detik-detik Kematian Robin Williams)
Istri ketiga Williams, Susan Schneider, mengungkapkan suaminya baru saja didiagnosis mengidap penyakit parkinson. Namun, Schneider tidak ingin membahas lebih detail penyakit yang diderita suaminya tersebut.
Parkinson diketahui sebagai penyakit degeneratif saraf. Penyakit ini kebanyakan diderita oleh orang berusia 40 tahun sampai 65 tahun. Parkinson primer disebabkan berkurangnya dopamin karena bertambahnya usia, sedangkan parkinson sekunder disebabkan terhambatnya pengaliran dopamin yang bisa saja disebabkan oleh tumor, stroke, gangguan pembuluh darah dan trauma.
Aktor kawakan sekaligus pemenang Piala Oscar, Robin Wiliams, meninggal dunia karena bunuh diri di kediamannya di California, Amerika Serikat, pada Senin siang, tanggal 11 Agustus 2014 waktu setempat. Sampai saat ini penyebab Williams bunuh diri masih dalam penyelidikan.
RINA ATMASARI | FEMALEFIRST
Berita Terpopuler
Thalia Benarkan Cabut Tulang Iga Agar Langsing
Simon Cowell Hidupkan Lagi 'Si Genit' Betty Boop
Amankah Operasi Pencabutan Tulang Iga demi Tampil Kurus?
Neneng, Picasso dari Surabaya, Pamerkan Lukisan