TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok kuartet gitar klasik asal Prancis, Quatuor Eclisses, bakal meluncurkan album kedua mereka. Album baru itu rencananya menyambangi publik Agustus mendatang.
“Album ini khusus lagu-lagu Prancis karena kami orang Prancis dan kami ingin masyarakat lebih mengenal lagu itu dalam versi gitar,” kata Benjamin Vallette kepada Tempo saat ditemui di kediaman Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Rabu, 5 Juni 2014.
Sebelumnya mereka sudah meluncurkan album cakram padat yang pertama dari komponis Nikita Koshkin yang berjudul Guitares.
Baru-baru ini Quatuor Eclisses berkeliling ke tiga kota besar di Indonesia sebagai bagian Festival Printemps Francais, Institut Francais Indonesia. Mereka memamerkan komposisi lagu-lagu klasik dalam versi gitar di Medan, Surabaya, dan Jakarta. Salah satu anggota kelompok ini, Gabriel Binco, tampil solo di Banda Aceh.
Dalam penampilannya di Goethe Institut, mereka menampilkan beberapa komposisi dari komponis Maurice Ravel: Alboarada del gracioso* (extrait de Miroirs), Nikita Koshkin: Changing the guard, Georges Bizet: Extraits de Carmen, Gioaccino Rossini: Ouverture de l’opéra Le siège de Corinthe, Johann Sebastian Bach: Concerto brandebourgeois n°4, dan Maximo Diego Pujol: Grises y Soles.
Mereka memetik senar dengan kompak meskipun komposisi yang mereka mainkan sulit dan rumit. Keempatnya saling memandang dan menunggu untuk berkomunikasi satu sama lain. Mereka memetik gitar klasik dan memainkan lagu beresonansi gitar Spanyol, Kuba, dan Prancis. Seperti pada komposisi Extraits de Carmen, penonton terlihat asyik mendengarkan. Komposisi yang rancak mengajak menari. Selain petikan gitar dan ketukan kuku pada badan gitar. Ini pun terdengar ketika komposisi Kuba.
Valette pun mengakui sangat sulit memainkan komposisi lagu klasik ini untuk gitar karena komposisi ini biasanya dimainkan dengan orkestra. Untuk mendapatkan tampilan baru komposisi klasik ini, mereka dibantu seorang komponis. Mereka lalu berlatih dan mencobanya sambil berdiskusi.
Komponis Slamet Abdul Sjukur pun memuji kualitas permainan gitar mereka. “Bagus sekali dari segi permainan, teknik, dan musikalitasnya,” ujar Slamet yang ikut melihat resital tersebut.
Meski begitu, Slamet mengkritik aransemen yang mereka bawakan, yang menurut dia kurang menarik dan jauh dari komposisi aslinya. Juga dua karya kontemporer yang mereka suguhkan. “Menurut saya kekanak-kanakan,” ujar Slamet.
Kendati demikian, penampilan kuartet ini mendapat sambutan yang meriah dari penonton. Mereka sangat menikmati petikan gitar dari empat pemuda yang membentuk kelompok ini dua tahun lalu.
DIAN YULIASTUTI
Berita lainnya:
Jennifer Lopez Putus karena Saran Mantan Suami
2NE1: Jakarta Panas
Kesehatan Membaik, Olga Pulang Hari Ini?