Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Seni Rupa di Gitar Dewa Budjana  

image-gnews
Pengunjung melihat gitar yang dipamerkan pada pameran `Dawai Dawai Dewa Budjana` di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Jawa Barat (7/6). Pameran ini merupakan kolaborasi persenyawaan antara gitar dan seni rupa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Pengunjung melihat gitar yang dipamerkan pada pameran `Dawai Dawai Dewa Budjana` di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, Jawa Barat (7/6). Pameran ini merupakan kolaborasi persenyawaan antara gitar dan seni rupa. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Sebuah gitar listrik Godin Multiac berwarna cokelat itu tampak unik. Badannya diukir dua sidik jari besar berwarna cokelat tua dan putih. Bagian yang ganjil ada pada leher (neck) gitar, tempat jemari gitaris memainkan nada.

Karya perupa Sunaryo itu merupakan salah satu gitar koleksi gitaris Dewa Budjana yang tengah dipamerkan di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, dari 4 Juni lalu. Pameran ini berakhir pada 22 Juni 2014. Di bagian fret yang berfungsi sebagai penunjuk letak titik not, ada garis bilah yang tak utuh, ada pula yang hampir berdempetan.

Di tangan Teguh Ostenrik, gitar listrik Fender Stratocaster diubah menjadi patung atau monumen. Pelat-pelat besi, teralis, serta gir saling menempel, membungkus gitar tanpa senar itu. Adapun Ari Smit cukup membubuhkan tanda tangan dan namanya di kanan bawah badan gitar akustik.

Pada gitar listrik Parker Nite Fly, Wayan Tuges mengukir badan gitar kecoklatan itu dengan bentuk burung, bunga, dan sesosok dewi bertangan empat. Gitar yang lengkap dengan enam senar itu pun terkesan sebagai panel kayu ukiran yang bisa diajak bermusik.

Salah satu "dewa" gitar di Indonesia itu total membawa 34 gitar yang wujudnya tak biasa. Budjana menyerahkan gitar-gitar miliknya ke para perupa tersohor untuk diolah menjadi karya seni rupa. Hasilnya, karya seni itu terlihat ada yang menyatu dengan gitar sebagai barang hasil desain. Selebihnya seperti sebuah gelas yang berisi minyak dan air.

Di ruang galeri B dan Sayap, pengunjung hanya akan mendapat secuil informasi dari selembar kertas pengantar pameran. Kisah pembuatan gitar-gitar Budjana itu selengkapnya terkumpul di sebuah buku berjudul Dawai-Dawai Dewa Budjana tulisan Bre Redana. Sebelum di Bandung, pameran serupa digelar di Jakarta dan Yogyakarta. Rencananya, pameran keliling itu akan berakhir di Bali, di museum gitar milik Dewa Budjana.

Di buku itu, Budjana bercerita, kedekatannya dengan para perupa tersebut dimulai sejak 1997 saat berkenalan dengan kartunis Jango Paramarta. Setelah meminta Jango berkarya di gitarnya, pada 2000, Budjana melakukan hal serupa ke pelukis Made Sumadiyana. Made melukis alam semesta dengan warna dominan biru tua dan muda dengan guratan cat putih serta titik bulatan merah. Lukisan itu didasarkan pada penilaian Made terhadap permainan gitar Budjana yang terdengar lebih kontemplatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pande Ketut Taman melukis gumpalan awan putih seperti pola batik mega mendung di kedua sisi badan gitar. Desain ini terkait dengan meletusnya Gunung Merapi yang membawa berkah kesuburan dan musibah.

Tema keseimbangan hidup itu juga diangkat Agus Suwage dengan gambar-gambar tengkorak dan dedaunan. Sedangkan I Nyoman Masriadi, yang melukis balon warna-warni, menggambarkan kesan pertamanya ketika bertemu Budjana. Gitaris itu dinilainya sangat sopan sehingga Masriadi merasa harus berhati-hati dan takut salah saat berbincang.

Beberapa nama artis lainnya yang berkarya di gitar Budjana yakni Astari Rasjid, Ay Tjoe Christine, Bob Sick, Djoko Pekik, Erica Hestu Wahyuni, Handiwirman Saputra, dan Jeihan Sukmantoro. Menurut Budjana, dalam buku tersebut, pendekatan ke para perupa itu cukup panjang. Beberapa seniman ada yang menolak, tidak menanggapi permintaan, juga membatalkan diri.

Saat meminta, Budjana membebaskan mereka berkreasi tanpa tema tertentu. Bahkan ia rela jika gitarnya menjadi tak berfungsi. "Ada yang selesai dalam sehari, sebulan, hingga setahun lebih," katanya seperti tertulis dalam buku. Karya-karya seniman itu, menurut Budjana, diperolehnya secara gratis dan sukarela.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.