TEMPO.CO, Jakarta - Band hardcore, Dirty Edge, merilis album terbarunya Reuniting The Families, pada Mei 2014.
Band yang sejak 1994 mengusung aliran hardcore ini melepas 12 lagu yang diracik dengan ramuan hardcore, metal, punk hingga groove di bawah naungan label Movement Records Jakarta.
Personel band, Al dan Coki punya banyak peran dalam hal aransemen maupun lirik pada setiap lagu dalam album ini.
Al Syawal, gitaris Dirty Edge, mengatakan mereka coba membaca apa yang menjadi dasar dari warna musik masing-masing personel. Ada yang memasukkan unsur groove dan menambahkah riff-riff dari unsur funk. Coki memberi sentuhan blues dan rock. Rigo lebih condong ke hardcore punk dan Fe sendiri sejak awal membawa warna metal yang ia gemari.
"Kami coba mencari titik temu dari itu semua dan coba mengeksplorasi aransemennya," papar Al Syawal. Setelah mengalami masa vakum lebih dari sepuluh tahun, dari 2001-2009, para personel mengaku Dirty Edge tidak bubar, melainkan memiliki aktivitas sendiri.
Coki Manurung, setelah album pertama dan manggung terakhir di tahun 2001 mulai kembali menekuni kegiatannya sebagai aktivis pergerakan buruh, sedangkan Rodrigo Pasaribu kembali memperdalam dunia jurnalistik dengan menjadi redaktur di salah satu acara televisi, Rowland (gitaris Dirty Edge saat itu) menekuni bidangnya di akademisi, sedangkan Fe al-Izlami, kembali aktif di dunia aktivis, menjadi Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di Jakarta Selatan pada 2007-2010.
Pada tahun 2009, Dirty Edge mengadakan konser dalam rangka “comeback”nya mereka, bersama-sama dengan BlackHole sebagai penyelenggara konser tersebut.
Setelah itu, Dirty Edge dengan formasi Al Syawal (gitar), Rodrigo (bas), Fe al-Izlami (drum), dan Coki (vokal) kembali tampil di kancah musik Indonesia dengan tetap mengusung genre hardcore. (Baca: Festival Musik Metal di Ragunan Tampilkan 40 Band)
Album Reuniting The Families ini juga memuat tiga single yang dirilis pada tahun 2013. Berjudul Kontrak, Ibukota Kami Punya, dan Licentia Poetica yang mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan pecinta musik.
“Kami menyuarakan banyak hal yang dialami oleh orang kebanyakan dalam keseharian. Atas ketidaknyamanan atas berbagai artifisial dalam keseharian hidup” ungkap Coki Manurung terkait dengan lirik-lirik lagu yang diusung band ini.
Lagu-lagu itu di antaranya, Demonstran Lantai Dansa, Hei Hei Jakarta, Ibukota Kami Punya, Kontrak, Licentia Poetica, Mengkritik Kami Punya Bisnis, Revolusi Nasi, Semua Menuju Satu, Semua Tentang Keserakahan, dan Sisipus Sampai Mampus”.
Menurut Fe yang sedang menyelesaikan tesis pascasarjana, band ini kelompok belajar yang mengarahkan kepada pembentukkan watak dan karakter agar aktif dalam berkarya.
Pihak Movement Records akan mengemas album terbaru Dirty Edge ini dalam beberapa kemasan.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Jerry Wong Banjir Ucapan Duka dari Selebritas
Meriah, Grand Final Indonesian Idol 2014
Duet Nowela-Judika Menuai Pujian Juri
Yang Besar dan Kecil dalam Singapore Art Museum