TEMPO.CO, Jakarta - Bambu tak bisa lepas dari kehidupan kita. Dulu bambu menjadi komponen alami yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Kini, dalam dunia modern bambu masih bisa ditemui dalam kehidupan manusia.
Festival Musik Bambu Nusantara selain untuk mengapresiasi para seniman bambu juga merupakan upaya regenerasi bagi para talenta muda.
Dalam festival ini menampilkan banyak kelompok muda berbakat di bidang musik bambu sebagai penerus kalangan senior.
Ini kedelapan kalinya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggelar Festival Musik Bambu Nusantara yang menampilkan aneka kreasi kreatif berbahan bambu mulai dari seni musik etnik dari bambu yang berkolaborasi dengan musik modern. (Baca: Lampung Tuan Rumah Festival Musik Bambu)
Dari musik bambu, seperti angklung sudah menjadi alat musik Nusantara telah diakui oleh UNESCO (PBB) sebagai warisan budaya dunia asli milik bangsa Indonesia.
Seringnya alat musik ini ditampilkan dalam festival musik di Indonesia. Dengan adanya Festival Musik Bambu Nusantara sebagai tempat berkumpul para seniman musik bambu untuk mengekspresikan karya mereka, juga untuk membangkitkan kejayaan bambu.
Menurut Dwiki Darmawan, dengan festival itu bentuk atau cara mempromosikan kota. Namanya city branding. "Satu sampai tiga tahun kota Pringsewu akan dikenal, orang akan penasaran untuk datang," kata dia.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Jerry Wong Banjir Ucapan Duka dari Selebritas
Meriah, Grand Final Indonesian Idol 2014
Duet Nowela-Judika Menuai Pujian Juri
Yang Besar dan Kecil dalam Singapore Art Museum