TEMPO.CO, Jakarta - Tepat 11 Mei seratus tahun yang lalu, komponis besar Indonesia Ismail Marzuki dilahirkan. Meski tidak pernah mengenal langsung sosok Ismail Marzuki, tokoh ini sangat berpengaruh bagi penyanyi senior Titiek Puspa.
“Saya dari dulu memang mengidolakan Ismail Marzuki,” ujarnya ketika dihubungi via telepon, pekan lalu.
Tak hanya itu, Titiek bahkan mengalami titik balik saat menyanyikan salah satu lagu ciptaan Ismail Marzuki, Candra Buana. Pada 1954, Titiek mengikuti kompetisi Bintang Radio tingkat nasional di Jakarta, tapi di salah satu babak ia tersingkir. Bukan karena kalah suara, tapi ia melewatkan pengumuman yang dibuat oleh panitia untuk melaju ke tahap selanjutnya. (Baca: Titiek Puspa Menggoyang Galeri Nasional)
Titiek sempat patah semangat. Namun ia ditawari panitia untuk kembali bernyanyi pada malam penobatan pemenang. Alasannya, Titiek memiliki karakter suara unik. Lagu yang dipilihkan panitia adalah Candra Buana, lagu ciptaan Ismail Marzuki.
“Katanya lagu ini cocok dengan karakter suara saya,” katanya. Ternyata tepuk tangan yang diterimanya setelah menyanyikan lagu ini jauh lebih meriah daripada yang diterima juara pertama.
“Dari situ saya kemudian berbalik jadi yakin dengan jalan sebagai penyanyi,” ujar Titiek. Ketika menyanyikan Candra Buana, ia mengaku belum ngeh bahwa lagu tersebut diciptakan oleh Ismail Marzuki. Karena itu, Titiek mengaku senang bukan kepalang dan semakin mengidolakan komponis tersebut ketika mengetahuinya.
Menurut Titiek, Ismail adalah sosok pencipta yang hebat. “Lagunya tidak hanya satu warna atau satu genre. Lagu yang heroik, cinta Tanah Air, percintaan, semuanya sempurna,” katanya.
Titiek juga mengagumi kemampuan Ismail menggubah lirik-lirik yang menurut dia sangat mengena. “Kalau dilihat dari liriknya, Pak Ismail sepertinya romantis,” ujarnya.
RATNANING ASIH