TEMPO.CO, Ubud - Sekitar 1.500 siswa SMA dan SMP mengikuti Festival Wayang untuk Pelajar di Rumah Topeng dan Wayang Setia Dharma, Ubud, 15-17 April 2014. Mereka akan mendapatkan pelatihan dan lokakarya serta bisa menonton langsung penampilan sejumlah dalang.
Kegiatan itu diharapkan akan mendekatkan kembali wayang dengan kalangan anak muda. “Wayang mengandung filosofi, ilmu pengetahuan, seni, bahasa, serta teladan perilaku yang berguna bagi kehidupan kita,” kata kurator Rumah Topeng, Agus Prayitno, Selasa, 15 April 2014.
Menurut Agus, wayang kini dikhawatirkan makin tergerus kehadiran media-media baru yang semakin canggih namun menyebarluaskan nilai-nilai dan perilaku yang tak bersumber dari budaya bangsa.
Jenis wayang yang akan dipertontonkan antara lain wayang Sasak, wayang modern Bali, dan wayang inovasi, yang sering disebut Wayang Listrik. Adapun lokakarya akan dipandu dalang terkemuka, Made Sidia. Sidia akan mengajak peserta lokakarya mengenali karakter wayang, dan kemudian mencoba membuatnya sendiri.
Menurut Sidia, antusiasme anak-anak dan remaja terhadap wayang, khususnya di Bali, masih sangat tinggi. Sidia, yang pernah menggelar lokakarya di Singapura, Australia, dan sejumlah negara lainnya, menyatakan wayang juga menarik bagi anak-anak muda di luar negeri. “Persoalannya adalah mencari metode yang tepat agar mereka bisa merasakan langsung keasyikan bermain wayang,” ujarnya.
Sidia sendiri selalu mencari inovasi dalam menampilkan wayang, misalnya, dengan mengkombinasikannya dengan proyektor dan media-media lain. Selain itu, ada pula upaya menciptakan efek suara, pencahayaan, dan penciptaan suasana. Sidia bahkan bisa meramu cerita yang menggabungkan latar tradisional dengan kondisi kekinian.
ROFIQI HASAN
Berita lain:
Pelaku Sodomi Murid TK Internasional Berkomplot
Menit-menit Kemenangan Timnas U-19 atas UEA
Sri Mulyani Disebut Marah Bailout Century Membengkak