Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ultah, Putu Wijaya Libatkan 92 Orang Menulis Esai  

image-gnews
Putu Wijaya. TEMPO/Dwianto Wibowo
Putu Wijaya. TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ingin hanya menjadi perhelatan biasa tanpa makna, Putu Wijaya, yang pada 11 April 2014 berusia 70 tahun, melibatkan 92 tokoh untuk menulis esai mengenai dia dan karyanya. Mereka terdiri dari orang-orang terdekat dari berbagai kalangan.

Usia 70 tahun bagi Putu adalah usia yang dimaknai dengan menggambarkan tentang apa yang sudah dicapainya dan apa yang selanjutnya akan dilakukan. "Kita diam saja, usia akan tetap datang menemui kita," kata Putu saat ditemui di Teater Salihara, Selasa, 25 Maret 2014.

Untuk mendapatkan gambaran tersebut, Putu Wijaya menghubungi 92 orang sahabat dari berbagai kalangan untuk menulis tentang ia dan karyanya. "Saya mengirim pesan lewat sms ke-92 orang untuk menulis esai. Alhamdulilah responnya positif, semua menyambut baik," kata Putu.

Dari 92 orang yang terlibat dalam pembuatan buku esai ini, empat di antaranya ada tokoh politisi yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, dan Salim Said, mantan Duta Besar Indonesia untuk Republik Ceko.

Pembuatan kumpulan esai ini diharapkan Putu dapat menjadi sumber rujukan atau referensi bagi banyak pihak seperti pelajar dan pengamat sastra terhadap salah satu tokoh serta karya-karya sastra Indonesia.

"Pada dasarnya sastra Indonesia itu maju, eseinya bagus-bagus, namun yang masih kurang adalah kritik," ujarnya. Maka, keberadaan buku yang diberi judul Bertolak dari yang Ada mencoba menunjukkan bagaimana bentuk kumpulan esai yang berisi kritik terhadap karya sastra.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Putu optimistis suatu saat budaya menulis esai dan kritik terhadap karya sastra akan kembali muncul. Menurutnya secara sederhana sebuah opini yang ditulis dengan bagus saja sudah bisa menjadi sebuah esai.

"Kelak kalau ada pelajar yang mencari tahu bagaimana menulis kritik atau membuat resensi tentang buku, dia bisa melihat karya ini sebagai contoh," kata Putu.


AISHA SHAIDRA
 

Berita Terpopuler
Band Monkey to Millionaire Menang di VIMA 2014 
Sang Perayu Ulung Bernama Bruno Mars 
Cinta Penelope Ambil Job Kampanye jika Partai Sumbang Satinah
Madonna Didapuk Menjadi Sutradara Film Romantis  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

6 Oktober 2018

Direktur Seni Nuit Blanche, Sean C.S Hu menyampaikan program Nuit Blanche ketiga di kota Taipei, Taiwan, 4 Oktober 2018.  Martha Warta Silaban/TEMPO
500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

Berbagai pertunjukan seni seperti musik juga akan ditampilkan di Nuit Blanche Taiwan, termasuk dari para tenaga kerja Indonesia.


Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

4 November 2017

Meme Setye Novanto. twitter.com
Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

Apapun saat ini bisa dijadikan meme. Perbincangan meme kembali hangat setelah penangkapan seorang pembuat meme tentang Ketua DPR Setya Novanto


Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

9 Agustus 2017

Seniman Teguh Ostenrik tengah mempersiapkan karyanya yang akan dipajang di Kalijodo. Foto: Gino Hadi Franky
Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

Karya instalasi ini masih dalam proses pembuatan. Karya ini
rencananya dipasang akhir September mendatang.


Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

31 Juli 2017

Ilustrasi wanita membuat video. shutterstock.com
Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

Seni video yang dinilai memiliki perkembangan cukup bagus di Indonesia diharapkan segera mempunyai pasar.


Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

18 Juli 2017

I Putu Sunarta dan dua gitar Divart karyanya jenis akustik dan elektrik. Lokasi di rumahnya, Banjar Dukuh, Desa Penebel, Tabanan, Bali, Selasa, 11 Juli 2017/BRAM SETIAWAN
Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

Lama menekuni seni ukir, I Putu Sunarta kini dikenal sebagai
pembuat gitar bermerek Divart di Bali.


Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

12 Februari 2017

Buku - Arie Smit, Maestro Pemburu Cahaya.  Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

Buku biografi pelukis Arie Smit yang ditulis Agus Dermawan T.
terbit.


Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

16 November 2016

Direktur Museum Van Gogh, Axel Rueger (kiri), berpose di samping lukisan
Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

Buku Sketsa The Lost Arles yang baru dirilis internasional disebut memuat 56 sketsa karya maestro lukis Vincent Van Gogh.


Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

25 Oktober 2016

Seniman asal Jogja, Gatot Indrajati. idchinaart.org
Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

Seniman asal Yogyakarta Gatot Indrajati mendapat penghargaan UOB Painting of the Year 2016.


Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

25 Februari 2016

Ratna Riantiarno memotong tumpeng usai menggelar persiapan pementasan lakon
Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

Punya pemain dan penonton setia. Tetap harus berjuang menjadi
teater yang disukai masyarakat.


Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

5 Januari 2016

TEMPO/Tony Hartawan
Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

Nahas menerpa Monumen Dirgantara di Pancoran. Monumen itu dibangun Edhi Sunarso pada 1970, pada saat kekuasaan Soekarno sudah lemah.