TEMPO.CO, Jakarta - Usia Putu Wijaya menginjak 69 tahun. Akhir 2013, ia terserang stroke yang mengakibatkan gerak tubuh sebelah kirinya terbatas. Namun, dalam kondisi seperti itu, Putu tetap produktif berkarya. Ia masih semangat menyutradarai pementasan drama, bahkan membuat cerita pendek saat terbaring di rumah sakit.
Putu juga mendapat kesenangan baru setelah keluar dari rumah sakit. Ia mulai melukis. Ada puluhan lukisan yang ia buat, dalam keadaan lumpuh sebelah, plus kemampuan pandang mata kanan yang tak optimal lagi. Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-70 pada 11 April mendatang, lukisan-lukisan Putu akan dipamerkan di Bentara Budaya, Jakarta.
"Saya banyak melukis pohon," kata Putu kepada wartawan di Serambi Salihara, Rabu, 26 Maret 2014. "Tapi, pohonnya seperti apa suka-suka saya. Daunnya tidak berwarna hijau, tapi merah, biru. Suka-suka saya," ujar Putu. Pameran akan berlangsung dari 3-12 April mendatang.
Putu mulai melukis kembali setelah keluar dari rumah sakit seusai menjalani perawatan setelah terserang stroke. Mulanya, ia ingin kembali menulis, namun stroke membuat kemampuan fisiknya terbatas. "Saya tak kuat menghadapi mesin tik," ujarnya. Ia pun beralih menggores kuas ke kanvas. "Karena pandangan terbatas, saya memakai kuas-kuas besar," ujarnya.
Pameran lukisan itu bertajuk Bertolak dari yang Ada; Teror Mental. Ada sekitar 40 lukisan yang akan dipamerkan di sana. Seluruhnya dibuat setelah Putu keluar dari rumah sakit.
Penulis serba bisa ini sudah mulai berkarya sejak usia dini. Sepanjang hidupnya, ia telah membuat ribuan cerpen, puluhan naskah drama, dan novel. Selain pameran lukisan, akan digelar juga pementasan drama di Komunitas Salihara awal April mendatang. Naskah yang akan dipentaskan antara yakni Bila Malam Bertambah Malam, HAH, dan JPRET.
ANANDA BADUDU
Berita Terpopuler
Band Monkey to Millionaire Menang di VIMA 2014
Sang Perayu Ulung Bernama Bruno Mars
Cinta Penelope Ambil Job Kampanye jika Partai Sumbang Satinah
Madonna Didapuk Menjadi Sutradara Film Romantis