Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tips Pemilu Ala Glen Fredly  

Editor

Harun Mahbub

image-gnews
Penyanyi Glenn Fredly saat ditemui di Citos Mall, Jakarta, (24/10). Glenn Fredly menggalang petisi 'Save Aru' yang ditujukan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk membatalkan izin penebangan hutan di Kepulauan Aru. TEMPO/Nurdiansah
Penyanyi Glenn Fredly saat ditemui di Citos Mall, Jakarta, (24/10). Glenn Fredly menggalang petisi 'Save Aru' yang ditujukan kepada Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, untuk membatalkan izin penebangan hutan di Kepulauan Aru. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

TEMPO.CO , Surabaya - Penyanyi Glenn Fredly punya sikap sendiri dalam memilih pemimpin baik legislatif maupun eksekutif. Menurut dia, kebanyakan janji yang disampaikan para calon legislatif (caleg) atau calon presiden (capres) adalah janji palsu.

"Saya sudah nggak percaya sama umbul-umbul," kata Glenn saat menjadi bintang tamu talk show tentang pemilihan umum di Bukti Darmo Golf, Minggu, 23 Maret 2014. "Saya pengen tahu gagasannya, kalau perlu, duduk langsung tatap muka, kita diskusi."

Glenn mengatakan, pemilih harus mengetahui rekam jejak calon pemimpinnya. Data dapat diketahui melalui internet atau media sosial. Bila ada caleg dan capres yang merusak lingkungan demi memasang foto promosinya, Glenn menyarankan untuk tidak memilihnya. "Belum kepilih aja sudah merusak lingkungan, apalagi sudah kepilih nanti," ujar dia. (Baca : Memaku Pohon, Caleg Tak Peka Lingkungan)

Selain itu, dia juga menghimbau untuk tidak memilih caleg yang membagi-bagikan uang atau barang demi memperoleh suara terbanyak. Mereka yang terlibat politik uang seperti itu biasanya mempunyai hutang kepada partai akibat dana kampanye yang mahal. Akibatnya, saat terpilih mereka harus bertindak sebagai sumber dana untuk mengembalikan modal kampanye kepada partai. "Akhirnya yang masuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) banyak banget kan," ujar Glenn. (Baca : Promo Caleg: Door to Door hingga Bagi Suvenir)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia ketidakpercayaan pemilih terhadap caleg atau capres banyak menyebabkan golput alias tidak memilih. Pasalnya, banyak janji-janji yang tak ditepati oleh para pemimpin sebelumnya. "Golput itu juga pilihan sih, tapi konsekuensinya kita nggak bisa ngawal kinerja pemimpin karena kita nggak milih," ujar penyanyi lagu Januari itu.

DEWI SUCI RAHAYU

Berita Terpopuler Lainnya
Apa Kata Istri Aburizal atas Video Maladewa 
Terima Award Demokrasi, Ahok Malah Ingat Jokowi

Bagaimana Menemukan Kotak Hitam Pesawat MH370?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.


Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Tabloid Obor Pro Jokowi Beredar di Garut
Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.


Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Capres, Joko Widodo menyampaikan orasinya pada kampanye terbuka bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat. 3 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.


Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Anak anak kecil bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai meresmikan kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan (3/4). Sebanyak  123 unit rumah warga yang direhab di RW 03 dan 05, kini siap di huni dengan berbagai fasilitas seperti taman dan wifi gratis. TEMPO/Dasril Roszandi
Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.