Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kampanye, Penyanyi Tarling Dapat Rp 6 Juta di Satu Titik

Editor

Heru Triyono

image-gnews
Diana Sastra. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Diana Sastra. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masa kampanye telah datang. Inilah waktunya suara gendang, gitar dan seruling melantun di atas panggung-panggung di Pantai Utara. Masa inilah yang selalu ditunggu-tunggu penyanyi tarling (seni musik dengan peralatan utama gitar dan seruling). "Inilah saatnya kami kebanjiran job, karena ada banyak tawaran manggung dari partai," kata Boy Adhetia, 42 tahun, penyanyi tarling, saat dihubungi Tempo, Senin, 17 Maret 2014.

Dalam setiap kegiatan kampanye di Pantura, hiburan dangdut tarling kerap menjadi suguhan utama. Warna musiknya mampu menyedot perhatian masyarakat. Mereka terbius dalam goyangan penyanyi tarling yang terkadang seronok sehingga membuat orang melotot dan mengundang keramaian. Warga Pantura juga menyukai kesederhanaan lirik lagu yang biasanya disajikan dalam pementasan dangdut tarling. "Liriknya keseharian," kata penyanyi tarling kenamaan, Diana Sastra, dalam suatu kesempatan.

Boy benar-benar memanfaatkan momen kampanye ini. Ia memasang memasang tarif lebih tinggi dibanding hari-hari biasanya. "Kalau kampanye, saya menaikkan tarif 50 persen dari tarif biasanya," ujarnya. Dari menarik duit Rp 10 juta per penampilan grupnya, dia mendongkrak tarif menjadi Rp 20 juta. "Ini melihat dari permintaan partai yang antusias," ujar Boy.

Ia mengatakan partai politik membutuhkan massa, dan massa hanya akan berkumpul jika ada hiburan. Menurut dia, parpol tidak meminta artis yang sudah punya nama. Penyanyi lokal pun mereka mau. "Yang penting penyanyinya bisa menghibur dan bisa menjadi pemanis," kata Boy. Cukup dengan menyanyikan lagu yang populer, misalnya Buka Sitik Jos, kata dia, penyanyi pasti disukai publik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini berbeda dengan Diana Sastra. Diana, yang sudah terkenal di Pantura, dijadikan strategi oleh parpol. Di awal musim kampanye seperti sekarang, ia kekurangan job. Biasanya order baru berbondong-bondong datang ketika menjelang akhir masa kampanye. Misalnya, tahun lalu, ketika dia diundang untuk pentas dalam kampanye calon pemimpin Jawa Tengah yang diusung PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko. Mereka memakai Diana pada akhir masa kampanye untuk menyedot massa. Strategi ini terbukti berhasil. "Itu saya dibayar Rp 6 juta per titik, rata-rata satu hari bisa lima titik," ujar pelantun lagu Arjuna Ireng ini.



HERU TRIYONO|RINA ATMASARI

Baca juga:
Muhaimin: Penggemar Dangdut, Pilihlah Rhoma
Galang Massa, Anang Nyanyi Dangdut di Jember
Anang dan Ashanty Senam Goyang Oplosan di Jember
PKB Bantah Rhoma Irama Lakukan Kampanye Terselubung

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Angka Keramat Nawacita

28 April 2015

Angka Keramat Nawacita

Pemilihan Presiden Juli 2014 lalu menjadi etos baru bagi rakyat untuk menentukan calon pemimpinnya. Bagi saya dan sebagian pemilih Jokowi, yang untuk pertama kalinya memilih dalam pemilihan, karena sebelumnya golongan putih, ada motif yang menggerakkan kami. Salah satu motif itu adalah janji kampanye Jokowi yang bertitel Nawacita.


Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

17 Desember 2014

Presiden dan Wakil Presiden terpilih Joko Widodo dan Jusuf Kalla mengacungkan tiga jari saat konferensi pers di rumah dinas Gubernur, Jakarta (21/8). Dalam Konferensi pers Jokowi mengapresiasi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan atas sidang sengketa perselisihan hasil pemilu presiden. Tempo/Aditia Noviansyah
Pemilu 2014 Berlalu, Ini Daftar Pelanggarannya  

Kemitraan menemukan suap dalam pemungutan suara.


Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

5 Agustus 2014

Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setiyardi Budiono (kanan) didampingi Pengacaranya, Hinca Panjaitan (kiri) tiba memenuhi panggilan pemeriksaan di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 23 Juni 2014. Setelah mangkir pada pemeriksaan perdana, hari ini Setiyardi hadir untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Obor Rakyat, Polisi Tunggu Keterangan Jokowi

Keterangan Jokowi diperlukan agar kasus pengaduan tabloid Obor Rakyat dapat diproses lebih lanjut


Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

9 Juli 2014

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo maju sebagai capres 2014 kepada wartawan di Balaikota, Jakarta Pusat, Jakarta (14/3). Dalam keterangannya Ahok menyatakan siap menggantikan posisi Gubernur dan mendukung pencalonan Jokowi sebagai presiden dari partai PDI-P. ANTARA/Muhammad Adimaja
Ahok Soal Pilpres: Jangan Golput, Nanti Menyesal

Dengan memilih, Ahok berujar, kemungkinan warga merasakan penyesalan jauh lebih kecil ketimbang mengabaikan haknya.


Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

8 Juli 2014

Ribuan DPT Ganda Dicoret di Kota Bekasi  

Setiap kelurahan terdapat sekitar 100 DPT ganda.


Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

6 Juli 2014

Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo mengacungkan jari membentuk simbol
Netizen Dukung Jokowi-Kalla di Semua Segmen Debat  

Secara keseluruhan, Jokowi-Kalla dipercakapkan hingga 64.297 kali, jauh mengungguli Prabowo-Hatta.


Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

5 Juli 2014

Hatta Rajasa. TEMPO/Aditia Noviansyah
Hatta Tanya Kalpataru, JK: Keliru, Itu Adipura  

Hatta hanya tersenyum pahit dan enggan melanjutkan pertanyaan.


Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

5 Juli 2014

Tabloid Obor Pro Jokowi Beredar di Garut
Pendukung Jokowi Bagikan Obor Rahmatan Lil Alamin  

Selain tabloid, mereka juga membagikan jadwal puasa Ramadan dan pin bergambar Jokowi-JK.


Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

5 Juli 2014

Capres, Joko Widodo menyampaikan orasinya pada kampanye terbuka bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di lapang Tegalega, Bandung, Jawa Barat. 3 Juli 2014. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Tabloid Sapujagat Serang Jokowi Lewat Isu Komunis  

Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000.


Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

5 Juli 2014

Anak anak kecil bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai meresmikan kampung deret di Petogogan, Jakarta Selatan (3/4). Sebanyak  123 unit rumah warga yang direhab di RW 03 dan 05, kini siap di huni dengan berbagai fasilitas seperti taman dan wifi gratis. TEMPO/Dasril Roszandi
Kampanye Hitam Juga Serang Kampung Deret

Dukungan warga terbelah diantara dua calon presiden di sejumlah sudut Jakarta.