Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wawancara dengan Angger Dimas, Seorang DJ Rumahan

Editor

Heru Triyono

image-gnews
DJ Angger Dimas. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
DJ Angger Dimas. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

Kaset apa yang kamu beli pertama kali?
Banyak sih. Tapi yang paling gue inget banget itu album Queen The Greatest Hits. Karena gue suka Queen dari kecil, sejak sekolah dasar. Gue terpengaruh oleh gitarisnya, Brian May. Bokap gue yang pemusik adalah orang yang pertama mengenalkan musik-musik zaman dulu. Jadinya yang pertama kali gue cari dan beli dari uang jajan gue itu ya Queen. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pernah remix lagu-lagunya Queen juga?
Kalau sekarang belum. Gue cuma suka dengar Queen. Menurut gue, musik-musik Queen itu enggak "rombakable"—tidak bisa diubah. Maksudnya musik Queen udah sempurna banget. Enggak bisa diapa-apakan.

Album Steve Aoki, Wonderland, dinominasikan dalam Grammy 2012. Kamu adalah salah satu penyumbang lagu album itu. Bagaimana ceritanya bisa kerjasama dengan Aoki?

Pada 2009 gue udah rilis album secara internasional, dan masuk kompilasi lagu di Hollywood juga. Steve udah pernah mendengar nama gue di Amerika, dan mainin lagu gue juga. Ketika dia ke Indonesia pada 2011, kami belum saling kenal. Waktu konferensi pers dia  bilang, "Saya mau main di Indonesia karena mau ketemu Angger." Gue kaget, karena enggak menyangka dia begitu. Begitu Steve setelah konferensi pers itu gue panggil: "Steve, ini saya, Angger." Sejak itu kami akrab. Saat Steve mau bikin Wonderland, gue bikin satu lagu buat dia, judulnya Steve Jobs. 

 

Tapi gak banyak yang tahu itu...

Gue enggak peduli. Kalau selalu terdorong oleh keinginan untuk populer, karya gue mungkin akan hancur dengan sendirinya. 

 

Setelah manggung, apa yang biasanya kamu kerjakan?

Gue biasanya main dari jam 1 sampai jam 3 pagi. Setelah itu pulang ke rumah tidur sampai kira-kira jam 10 pagi.

 

Enggak ikut afterparty?

Enggak. Gue enggak pernah. Enggak suka.

Kok bisa, DJ enggak suka afterparty?


Bagi gue nge-DJ adalah pekerjaan. Ini adalah hal yang gue nikmatin. Saat gue sudah nikmati ini, gua akan merasa cukup. Tentu, gue memastikan untuk mengobrol kasual dengan orang yang datang ke acara gue, foto bareng, dan sebagainya. Tapi untuk ikutan pesta sampai, gue enggak deh. Gue bukan orang yang suka keluar, bahkan kurang suka pergi ke mal. Dalam setahun, gue ke mal cuma empat sampai lima kali.

 

Terus, apa yang kamu kerjakan?

Di rumah, menikmati waktu bersama keluarga, bokap nyokap, selagi masih bisa ketemu. Dan sama teman-teman juga.

 

Minum alkohol saat manggung?

Sometimes. 

 

Sampai mabuk?

Gue peminum yang cukup tangguh. Gue pasti haus, sementara di saat manggung pilihannya cuma ada alkohol, ya gue minum. Biasanya manajer gue selalu menyediakan dua gelas vodka atau Champagne. Kenapa gue enggak mabok? Karena di saat main, gue lompat-lompat seperti olahraga sehingga alkoholnya sudah keluar dari keringet. Saya juga tahu batas. Alhamdulillah seumur hidup gue belum pernah pingsan. 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Musikus Bengal: Harry Roesli
Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.


Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.


Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Konferensi pers  Solo Exhibition
Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.


Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Pameran tunggal Zahrah Zubaidah alias Zazu bertajuk Studi Karantina. (Dok.Orbital Dago)
Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.


Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Karya seni instalasi karya sutradara Riri Riza berjudul Humba Dreams (un)Exposed dipajang di Artjog 2019. TEMPO | Shinta Maharani
Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

28 Juli 2019

Sutradara Riri Riza saat menghadiri gala premiere film Athirah di XXI Epicentrum, Jakarta, 26 September 2016. Film ini diperankan aktor diantaranya Cut Mini, Christoffer Nelwan, Indah Permatasari, Tika Bravani, dan Jajang C Noer. TEMPO/Nurdiansah
Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

Seni instalasi karya Riri Riza bersama seniman lainnya berjudul Humba Dreams (un) Exposed ditampilkan di Artjog 2019 di Yogyakarta.


Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

26 Juli 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membuka Artjog 2019 di Jogja National Museum Yogyakarta. TEMPO | Shinta Maharani
Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka Artjog 2019 dan berbicara di panggung selama 10 menit tanpa teks.


Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

7 Februari 2019

Cooke Maroney (Artforum)
Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

Tunangan Jennifer Lawrence, Cooke Maroney, adalah seorang art dealer seni kontemporer. Ia pernah bekerja dengan beberapa tokoh seni Amerika.


Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

7 Oktober 2018

Pengunjung Nuit Blanche Taipei 2018 berfoto di instalasi bertajuk Hug di kota Taipei, Taiwan, Sabtu, 6 Oktober 2018. (Martha Warta Silaban/ TEMPO)
Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

Sejak Sabtu malam hingga pagi hari, pengunjung Nuit Blanche dapat menikmati 70 pertunjukan dan 43 instalasi seni yang tersebar di kota Taipei, Taiwan.