TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Muara akan menggelar Festival Sastra se-ASEAN dalam ASEAN Literary Festival 2014 dalam waktu dekat ini. Festival ini diselenggarakan karena banyaknya persinggungan sejarah dan budaya di antara negara ASEAN.
Festival yang digelar pertama kalinya ini untuk mewadahi para penulis, seniman, komunitas sastra, hingga penerbit dari berbagai negara di ASEAN. Acara ini akan diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, 21-23 Maret mendatang.
Baca Juga:
Direktur ALF 2014 Abdul Khalik mengatakan acara ini juga dihelat untuk merayakan sastra di tingkat ASEAN. Sebab, selama ini minat masyarakat terhadap sastra dinilai kurang. “Masyarakat kurang berminat membaca dan menulis. Selain itu, perhatian pada sastra sangat kurang,” ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2014.
Menurut Abdul Khalik, acara ini cukup penting untuk pengembangan kesusastraan di lingkup ASEAN. Sebab, kesusastraan di kawasan ini saling terkait dan mendukung. Acara ini dibuka untuk umum secara cuma-cuma.
Beberapa penulis dan sastrawan Indonesia akan hadir dalam acara ini, seperti Remy Sylado, Marten Aleida, Joko Pinurbo, Clara Ng, Arswendo Atmowiloto, Afrizal Malna, Maneke Budiman, Melani Budianta, Gola Gong, dan Okky Madasari. Dari negara lain akan hadir Wan Gan (Cina), penerima 5th Lu Xun Literature Prize; Prabhassorn Sevikul (Thailand), penulis lebih dari 50 novel dan penerima beberapa penghargaan; Na Ye dan Ning Ken (Cina), novelis dan penerima penghargaan; Isa Kamari (Singapura); Andy Fuller (Belanda); dan lainnya.
AISHA