TEMPO.CO, Jakarta - Peter F. Gontha mudah dikenali kendati menyelip di antara ribuan hadirin Java Jazz Festival 2014. Sosoknya menonjol. Kepala pelontos, berkulit putih, berkacamata, dan yang paling terakhir, dia bersepeda. Sudah tentu satu-satunya pria bersepeda di lajur pejalan kaki tempat konser Pekan Raya Jakarta itu menarik perhatian.
Peter, yang pada Ahad, 2 Februari 2014, mengenakan setelan hitam-hitam, menggowes sepeda lipat yang juga berwarna hitam menuju ruang konser D2 Clear Hall. Sebentar lagi artis R and B, Agnes Monica, akan tampil di ruang itu. Peter tertambat pada kertas jadwal yang ditempel di depan pintu.
Setelah semenit-dua menit mengamati jadwal, Peter yang mengenakan sandal kulit itu memutuskan kembali memutar pedal. "Sebentar ya saya mau ke A2," katanya. Ia kembali menggowes, tak berapa lama menghilang di antara kerumunan. (Baca: Peter Gontha Kenang Awal Pembuatan Java Jazz)
Peter Gontha adalah taipan pencetus perhelatan internasional Java Jazz. Festival itu selalu meriah karena diikuti ratusan musikus jazz dan ditampilkan selama tiga hari saja. Artis dunia sekaliber Stevie Wonder, Santana, Incognito, dan Earth Wind and Fire pernah datang ke Indonesia untuk main di Java Jazz.
Setelah sepuluh tahun berjalan, Peter lepas tangan. Ia menyerahkan penyelenggaraan pada anaknya, Dewi Gontha. "Tanya sama Dewi ya, sekarang saya santai," ujar Peter sambil menggowes sepeda hitamnya.
ANANDA BADUDU
Berita Terpopuler
Menpora Nyanyi Bareng Slank, Penonton Sempat Ricuh
Gwen Stefani Lahirkan Anak Ketiga
Kok Ada Agnes Monica di Java Jazz?
Di Oscar 2014, Brad Pitt Menjadi Pembaca Nominasi
Bercanda, Geisha Ingin Bikin Partai Sendiri